MANAQIB KYAI SEPUH GENTONG



Rasmudin nama
kecil dari KH Abdul Ghofur merupakan putra dari hadratus Syaih Dawudiyah As
Segaff dengan Syarifah Masyrifah, Rasmudin merupakan anak yatim menimbah ilmu
ke KH Abdul Jalil di Desa Kebon Candi Gondang Wetan Pasuruan.
Sesampai di Kebon
Candi Gondang Wetan Pasuruan Beliau tidak dapat menemui KH. Abdul Jalil karena
telah pulang ke Rahmatulloh, tanpa putus asa beliau melanjutkan perjalanan ke
Mbah Sakaruddin juga ada Gondang Wetan, dan ternyata Mbah Sakaruddin juga telah
wafat,
Setelah
dirasa cukup Rasmudin melanjutkan misi Belajar agamanya ke daerah Gentong
Pasuruan dan di sana
bertemu dengan Kyai.Surahmin (KH. Sihabuddin) Pendiri dan Pengasuh Pondok
Pesantren Gentong yang didirikan pada hari Ahad tanggal 8 Rajab 1209 H. Pondok
Pesantren ini juga terkenal dengan Langgar cangkruk.
Akhirnya Rasmudin menjadi santri di
pondok Gentong. Karena memiliki bakat dan kepandaian diatas santri yang lain,
maka pada saat Kyai Surahmin akan wafat beliau memanggil seluruh santrinya
untuk diajak musyawarah siapa yang akan menjadi menantu Kyai Surahmin dan akan
memegang amanat untuk meneruskan sebagai pemangku Pondok Pesantren Gentong,
maka keseluruhan santri menunjuk Rasmudin untuk bisa menjadi mantu Kyai Surahmin. Akhirnya
Rasmudin resmi menjadi menantu Kyai Surahmin yang memang hanya memiliki satu
putri yang bernama Mas Soliha. Hingga akhirnya Rasmudin memegang amanat sebagai
Pemangku Pondok Pesantren Gentong yang termasyhur dengan sebutan Kyai Abdul Ghofur/Kyai Sepuh.

Pembangunan Masjid Gentong
·
Penggalian pondasi :
Pembangunan Pondasi dimulai pada tahun 1928 M.
adapun beberapa kejadian yang luar biasa ialah Perintah Kyai Sepuh bahwa untuk membangun Pondasi
harus selesai 1 hari dan pada saat pengerjaan dilakukan, ada masalah yakni ada
akar tunjang pohon Nangka tepat disebelah utara pondasi yang akan dibangun,
sehingga pekerja sangat kesulitan, Kyai Sepuh menyuruh Pekerja untuk makan
(Sarapan) setelah selesai Ternyata Akar tersebut telah bergeser + 2
meter dari tempat semula.
Selain itu pada
saat awal banyak para tamu yang datang untuk membantu memenuhi kebutuhan
pembangunan Masjid, karomah Kyai Sepuh ternyata sangat bermanfaat kepada orang
lain yang salah satunya ialah memberikan kesempatan kepada semua orang terutama
yang miskin untuk bisa Sodaqoh walaupun dalam bentuk tenaga, Walaupun banyak
bantuan bahan material datang pembangunan inipun tidak terlepas dengan
kekurangan bahan dan ini Kyai Sepuh melalui karomahnya meminta bantuan kepada
Allah dengan menggunakan Do’a bahasa Jawa dengan maksud agar dapat dimengerti
oleh Para pekerja :Allahuma wedhi ndugi damel mbangun Masjid Gentong dan para
pekerja bersama – sama menguacap Amiin setelah itu para pekerja
berjalan ke depan jalan Gang masjid tidak begitu lama ada Cikar yang mengangkut
Pasir untuk diserahkan ke Masjid Gentong.
· Pemasangan usuk
Usuk yang digunakan ada yang menggunakan
bekas bongkaran dari langgar cangkruk yang ukurannya 5x7 m, sehingga pada saat
dipasang di atas blandar kurang panjang, Kyai Sepuh memerintahkan kepada tukang
sampai 3 kali usuk tersebut tetap dipasang, dan anehnya perintah yang ketiga
Usuk tersebut ternyata lebih ukurannya dari blandar.
·
·

Pemasangan talang seng.


Setelah P. Tabri dan Nor Rohim tukang kayu Masjid memasang
talang maka perlu dilakukan uji coba apakah talang yang telah dipatri(disoder)
tidak bocor
maka para pekerja ramai – ramai membawa
timba berisi air tetapi dicegah oleh Kyai Sepuh, dan Kyai Sepuh Berdo’a Allahuma
Udan damel njajal talang Masjid Gentong dan para Pekerja Amiin, tidak begitu lama
langit yang sebelumnya cerah (karena Musim kemarau) berubah menjadi mendung dan
turun hujan yang lebat setelah dilihat
talang tidak ada yang bocor seketika itu huja telah reda.
·
Pemasangan Atap
Hampir sama kejadiaanya, didahului
dengan informasi bahwa atap Masjid Kyai Abdurohman Bugul Legi bagus, maka Kyai
sepuh berdo’a Allahuma piyan ndugi damel Masjid Gentong luwih sae saking piyan masjid
KH. Abdurohman, tidak begitu lama datang 2 truck kiriman Atap dari H.
Ali Surabaya. Pemasangan dilakukan pada tahun 1930 M.
·
Pembangunan Menara
Banyak sekali kejadian yang luar biasa
dan yang paling unik setiap tamu yang datang disuruh Kyai Sepuh untuk menaiki
tangga menara sambil menghitung, jika menghitung tangga saat naik jumlahnya
lebih banyak dengan pada saat menghitung tangga saat turun maka derajat dan
hartanya akan meningkat dan sebaliknya.
Selain itu para
tamu juga disuruh untuk melihat dari menara jika melihat ke utara nampak laut
dan sebelah selatan nampak gunung Semeru maka orang tersebut Insya-Allah bisa
menunaikan ibadah haji.dan sebaliknya.hal ini terjadi seringkali yang salah
satunya dialami oleh H. Syamsuri dari Kali Sangit Kecamatan Rembang Pasuruan.
Selain dari
kejadian dimasjid maupun menara sedikit kami coba ungkapkan dari sekian
kejadian yang menyangkut karomah Kyai Sepuh ialah ;
Seorang
Mantri Polisi di Winongan yang bernama Said Hidayat (tahun 1939) sowan untuk
mintah do’a barokah dari Kyai Sepuh dan Kyai Sepuh mendo’akan agar Dia bisa
menjadi Bupati (kanjeng) dan Said Hidayat kurang yakin karena memang pada saat
itu untuk menjadi Bupati harus dari golongan Ningrat/Bangsawan,
tetapi Pada saat
Indonesia Merdeka Said Hidayat terbukti menjadi Bupati Pasuruan.
Cerita yang
lain KH. Siddiq Jember sering sowan ke Kyai Sepuh untuk minta barokah do’a dan
suatu ketika KH Siddiq mengajak Abdul Chamid (KH Abdul Chamid – Kebonsari
Pasuruan), sampai di Plebetan Kyai Sepuh, Lalu Kyai Sepuh berbicara sini kamu,
Kyai Siddiq bertanya apa saya Kyai ? bukan yang kecil. Kamudian Abdul Chamid
diajak masuk ke dalam lalu diambilkan sebuah bunga dan Kyai Sepuh bertanya
kepada Abdul Chamid, apa ini ? Bunga Kyai jawab Abdul Chamid, lalu Kyai Sepuh
bertanya kembali kamu tahu maksudnya bunga ? Tidak tahu Kyai Jawab Abdul
Chamid. Dan Kyai Sepuh menjelaskan bahwa bunga itu harum baunya dan disenangi oleh
orang dan Insya-Allah besok kamu akan disenangi orang dan nama mu harum seperti
bunga, dan sampai sekarang walaupun telah Wafat KH Abdul Chamid masih didatangi
orang (makamnya).
Selain mendapat sasmita/arahan dari Kyai Sepuh
KH. Abdul Chamid juga mendapat Ijazah bacaan dari Kyai Sepuh Robbana dholamna… sampai akhir ayat 11 x
ketika mau tidur dan pada saat bangun tidur membaca Robbana atina fiddunya…… sampai akhir ayat 11 x.
Dan yang juga mengherankan ada orang dari Jember yang ingin mondok
(belajar) di Gentong oleh Kyai Sepuh disuruh ke Kyai Siddiq Jember, sesampai
orang itu di Kyai Siddiq mengutarakan bahwa dia ingin mondok Kyai Siddiq kaget,
Kyai Siddiq dawuh lho saya ini orang pasaran tidak bisa apa – apa, lalu orang
tersebut mengatakan saya dapat perintah dari Kyai Sepuh Gentong Pasuruan,
akhirnya Kyai Siddiq menerima orang tersebut jadi santri pertama dan mulai saat
itu Kyai Siddiq membuka Pondok Pesantren yang terkenal Pondok Talangsari
Jember.
Kesemua
karomah dari Kyai Sepuh merupakan pelajaran bagi kita, dan yang paling utama
adalah Kyai Sepuh walaupun sudah memiliki Karomah tetapi masih tetap
menjalankan syari’at Agama Allah
0 komentar:
Posting Komentar