Baru Sebanyak 753 Perusahaan Mendaftarkan Diri Sebagai Peserta BPJS Kesehatan
Dari
sebanyak 1719 perusahaan di Kabupaten Pasuruan dan sebanyak 300 perusahaan di
Kota Pasuruan. Baru sebanyak 753 perusahaan yang mendaftarkan diri menjadi
peserta badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan. Hal itu
dikarenakan beberapa faktor, di antaranya masih belum pahamnya perusahaan
terhadap mekanisme BPJS dan beberapa perushaan memilih menggunakan asuransi
swasta.
Kepala BPJS kesehatan cabang Pasuruan Susilowati
Agustin mengatakan bahwa pihaknya terus melaksanakan sosialisasi kepada
perusahaan agar segera mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta BPJS kesehatan.
“Kami sudah sosialisasi secara langsung
dan juga lewat surat-surat terkait penejlasan tentang manfaat BPJS dan tenggang
waktu yang sesuai dengan Perpres nomor 11 tahun 2013. Bahwa perusahaan yang
hingga per 1 Januari belum mendaftarkan pekerjanya, akan dikenakan sanksi
denda, pidana dan administratif”
Perempuan yang akrab disapa Susi
tersbeut menambahkan, dari hasil sosialiasi yang dilakukan oelh pihaknya
sebanranya ada perkembangan signifikan atas jumlah perusahaan yang mendaftarkan
diri sebagai peserta BPJS kesehatan
“Total ada 715 prusahaan yang langsung
migrasi dari Jamsostek ke BPJS. Dan per - Januari kemarin sampai saat ini sudah
ada 38 perusahaan tambahan yang mendaftar ke BPJS. Ini lumayan banyak
jumlahnya, karena baru 4 bulan usia BPJS”
Namun, Susi menjelaskan bahwa tidak
semua perusahaan akan mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS. Itu dikarenakan,
beberapa perusahaan seperti beberapa perusahaan di PIER memilih untuk mengikuti
asuransi yang dikeolalnya sendiri.
“Memang tidak semua perusahan akan
mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS kesehatan. Sebab ada juga yang memilih
mengikuti asuransi yang dikelolanya sendiri. Kalau untuk perusahaan yang ini
kami tidak akan memaksanya”
Susi menambahkan pihaknya akan terus
melakukan sosialisasi ke perusahaan-perusahaan agar segera mendaftarkan diri
sebagai peserta BPJS.
“Saya prihatin karena masih ada perusahaan
yang hanya mengikutsertakan sebagian pekerjanya ke BPJS. Untuk itu, kami akan
terus melakukan sosialisasi tiada henti. Sebab itu juga untuk perlindungan
pekerja” imbuhnya.
Menuruntya, pemerintah tidak akan
main-main untuk menerapkan sanksi kepada perusahaan yang masih tidak mau
mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS.
“Itu peraturan pressiden, ajdi kalau
sampai tahun depan masih ada perusahaan besar ataupun kecil yang tidak
mendaftarkan diri sebegai peserta BPJS maka sanksi pidana, denda dan
administratif akan diberlakukan” terangnya. (Radar Bromo)
Peranan Standardisasi dalam Manajemen Mutu
Teknik dan Alat Pengawasan Mutu
Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Syarat Pengukuran
Pengertian Industri Kecil
Sistem Pemasaran, Perencanaan Produksi dan Pengembangan Usaha
Sistem Administrasi dan Pembukuan
Analisis Keuangan Industri Kecil
Manajemen Produksi dan Industri Kecil
Manajemen merupakan ilmu dan
seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan non manusia dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. llmu teknik manajemen didasari oleh konsep
bahan tugas manajer (orang yang melaksanakan manajemen) yaitu untuk merancang
dan mendukung pelaksanaan pekerjaan individu pada saat kelompok, dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen semakin dibutuhkan
setelah adanya pemisahan antara Rumah Tangga Kunsumen (RTK) dan Rumah Tangga
Produsen (RTP), dalam hal ini adalah dua pihak yang paling membutuhkan, di mana
konsumen dapat memenuhi kebutuhannya dengan berbagai jenis barang yang
disediakan produsen, dan produsen dapat menjual barang-barangnya yang
betul-betul dibutuhkan konsumen sesuai dengan selera, mode dan daya belinya.
Produksi yaitu suatu kegiatan
yang menciptakan atau meningkatkan kegunaan suatu barang. Peningkatan atau
penambahan kegunaan suatu barang bisa melalui kegunaan tempat, kegunaan waktu,
kegunaan bentuk atau gabungan dari beberapa kegunaan tersebut.
Untuk perusahaan-perusahaan
saat ini cenderung dapat menggabungkan beberapa kegunaan sekaligus suatu
barang, baik kegunaan waktu, tempat, maupun kegunaan bentuk. Hal ini diciptakan
untuk dapat mengantisipasi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen
(berbeda-beda).
Manajemen Produksi
Fungsi manajemen yang paling
mendasar yaitu adanya Perencanaan, Pengorganisasian, penempatan Sumber Daya
Manusia (Staffing), pemberian motivasi dan fungsi yang terakhir adalah kegiatan
pengawasan yang mutlak harus dilakukan oleh setiap organisasi atau perusahaan.
Manajemen produksi merupakan
proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Proses manajemen
produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik,
proses, program dan manusia.
lstilah-istilah yang biasa
digunakan dalam manajemen produksi yaitu produksi, produk, produsen,
produktivitas, proses produksi, sistem produksi, perencanaan produk,
perencanaan produksi, dan luas perusahaan.
Sistem Produksi
Sistem adalah sekumpulan
bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama lain, dan bersama-sama
beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan menghasilkan output.
Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari pengambilan
keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang memungkinkan
berlangsungnya perubahan input menjadi output melalui proses produksi.
Sedangkan sub-sistem yang terlibat dalam kegiatan produksi adalah: subsistem
input, subsistem output, subsistem perencanaan dan subsistem pengendalian.
Pengertian Lokasi dan Layout
Pabrik
Lokasi merupakan
salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perusahaan mulai
beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam; melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup,
mendapatkan tenaga kerja dengan mudah. dan memungkinkan diadakannya perluasan
usaha.
Kesalahan dalam
pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi, kekurangan
tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan
baku yang cukup dan sebagainya.
Perencanaan
layout merupakan salah satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang
bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan efisien.
Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan
pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan
persediaan yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan
jenis layout terdiri dari process layout, product layout, dan fixed position
layout, atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut.
Adapun perangkat
lunak yang diperlukan bagi penyusunan layout adalah: CRAFT, COFAD, PLANET,
CORELAP dan ALDEF.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Lokasi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap
tingkat kelancaran operasi perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari
faktor utama dan faktor bukan utama. Faktor utama yaitu; letak sumber bahan
baku, letak pasar, masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit
tenaga listrik. Sedangkan faktor bukan utama seperti, rencana masa depan
perusahaan, kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan
kota, terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya
fasilitas-fasilitas pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan
gedung, sikap masyarakat, iklim dan keadaan tanah.
enentuan Lokasi Pabrik
Manajemen
perusahaan dalam memilih lokasi pabrik didasarkan pada beberapa macam
alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi pabrik terdiri dari pengumpulan
data, menganalisa data yang masuk, menentukan urutan alternatif lokasi yang
dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang dipilih. Penentuan metode pemilihan
lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisa ekonomis, dan analisa
volume biaya.
Desain Fasilitas
Desain
fasilitas produksi perlu direncanakan dengan baik, karena fasilitas produksi
yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja dengan tenang, sementara
aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang jadi dapat berlangsung
dengan lancar dan teratur. Perencanaan layout merupakan kombinasi yang optimal
antara fasilitas produksi (personalia, perlengkapan operasi, luas gudang,
penanganan produk serta semua peralatan produksi). Perencanaan layout
perusahaan selalu diperlukan karena adanya perubahan desain produk, adanya
produk baru adanya perubahan volume permintaan dan sebagainya. Klasifikasi
perencanaan layout terdiri dari, perubahan kecil layout yang sudah ada, adanya
penambahan fasilitas produksi, merubah susunan layout dan pembangunan pabrik
baru.
Penentuan Layout Pabrik
Sebagaimana
diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai
pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu
penentuan layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk
menentukan layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan
yang matang, diantaranya: Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan
jenis produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan
peralatan informasi mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan
perbandingan perencanaan layout. Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga
Teknik kesimbangan kapasitas.
Pengertian Peralatan Produksi
Pada umumnya
peralatan produksi ditujukan bagi peningkatan produktivitas buruh dalam rangka
memperbanyak produk, baik dari segi variasinya maupun jumlahnya untuk memenuhi.
kebutuhan manusia. Peralatan produksi akan mencakup berbagai sarana yang
digunakan dalam proses produksi, yang berupa mesin atau jenis-jenis perkakas
lain yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau
bagian-bagian produk.
Adapun
jenis-jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi terdiri dari mesin yang
bersifat umum atau mesin serba guna (General Purpose Machines). Mesin serba
guna ini yaitu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu
untuk berbagai jenis barang produk atau bagian produk. Mesin yang bersifat
khusus (special purpose machines) yaitu mesin-mesin yang direncanakan untuk
mngerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama.
Kriteria Pemilihan Alat
Produksi
Alasan
diadakannya pembelian peralatan antara lain: peralatan baru diperlukan untuk
memproduksi produk dan jasa lebih hanya volume penjualan yang terus meningkat,
peralatan yang ada telah usang, dan peralatan yang ada telah memasuki masa aus
serta harus diganti. Untuk memutuskan membeli peralatan baru maka perlu
dilaksanakan survei terlebih dahulu, yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
pertama tahap pemakaian (penyaringan teknologi) yang meliputi kapasitas, kedua
perhitungan biaya atau analisis ekonomi yang akan menentukan sejumlah
alternatif teknis yang dipilih.
Proses Produksi
Proses produksi
yaitu suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin,
bahan-bahan dan dana) yang ada. Adapun jenis proses produksi secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses produksi terus menerus
(Continuous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (Intermittent
Process). Sedangkan jenis proses produksi yang didasarkan atas kepentingan yang
berbeda, maka jenis proses produksi terdiri dari proses produksi menurut
wujudnya dan proses produksi menurut pengawasan proses produksi yang
bersangkutan.
Proses Perencanaan Produksi
Perencanaan
produksi merupakan penentuan tujuan pokok (tujuan utama) organisasi beserta
cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah-langkah pokok perencanaan
terdiri dari; menetukan tujuan yang akan dicapai, menentukan kedudukan
perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai, menentukan
faktor-faktor yang mendukung atau menghambat tercapainya tujuan tersebut dan
merumuskan kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan produksi dapat dilakukan
dengan tiga macam pendekatan yaitu; Pendekatan perkembangan yang menguntungkan
(Profitable Growth Approach), Pendekatan SWOT (Strenghth, Weakness, Opportunity
and Threathment) dan Pendekatan Sistem.
Proyeksi Kebutuhan
Langkah yang
paling awal dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui pertumbuhan
maupun perkembangan kebutuhan masyarakat. Pertumbuhan tersebut akan merupakan
dasar dari rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan. Salah satu cara
untuk menentukan proyeksi kebutuhan adalah dengan membuat ramalan-ramalan
terhadap keadaan pada masa yang akan datang, terutama mengenai analisa
permintaan pasar, seperti; pendapat konsumen, pendapat langganan, catatan dan
pendapat distributor, catatan penjualan dari perusahaan. Adapun metode metode
yang digunakan dalam membuat proyeksi kebutuhan sebagai berikut : metode time
series, metode exponential, metode rata-rata sederhana, metode rata-rata
bergerak, metode exponential smoothing, standar error dari peramalan dan analis
akorelasi.
Perencanaan Produksi
Urutan proses
produksi harus dituangkan dalam sebuah dokumen yang disebut Rout Sheet
(Operation Sheet), yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar dan desain
produk, yang kemudian dianalisa bagaimana hubungannya antar komponen yang ada
dan bagaimana proses pemasangan (assemblingnya). Dengan demikian rancangan
proses produksi terdiri dari desain produk, perencana proses dan pengendalian
produksi.
Pengendalian Produksi
Prinsip dalam
perencanaan dan pengawasan produksi dalam berbagai macam industri tidak banyak
berbeda, demikian juga dengan tujuan yang akan dicapainya. Walaupun dalam hal
metode, organisasi maupun operasi masing-masing perusahaan akan berbeda. Ada
dua type proses produksi terdiri dari ; type produksi untuk persediaan dan type
produksi berdasarkan pesanan.
Analisa Jalur Kritis
Analisa jalur
Kritis (Critical Path Metode) merupakan suatu metode analisa yang mampu
memberikan informasi, kepada manajer untuk dapat melakukan perencanaan dan
pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode
jalur kritis ini berusaha untuk menggambarkan jalur-jalur jaringan aliran
proses produksi dalam bentuk diagram jalur kegiatan proses produksi.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun diagram network yaitu harus
mengetahui dan menginventarisir kegiatan-kegiatan yang diperlukan, mengetahui
urutan kegiatan dalam proses produksi, mencari kegiatan semu, menghitung waktu
yang dipergunakan, dan menentukan jalur kritisnya.
Pemeliharaan Fasilitas
Fungsi
pemeliharaan dan penanganan bahan merupakan dua fungsi pelayanan yang sangat
penting dalam kegiatan produksi. Pemeliharaan fasilitas produksi jika
dilaksanakan secara teratur akan beroperasi secara efektif. Tanggung jawab
pemeliharaan fasilitas biasanya ditugaskan kepada teknisi pabrik, yang berada
di bawah kepala teknisi. Jenis-jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan preventif,
perbaikan dan pemeliharaan kondisional
Penanganan Bahan (Material
Handling)
Setiap
perusahaan akan terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan) bahan atau
penanganan bahan. Karena dalam hal ini akan menyangkut proses pemindahan bahan,
pemindahan produk dalam proses dan pemindahan produk jadi. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam penanganan bahan adalah; jalur pengangkutan, sifat
obyek yang diangkut, karakteristik bangunan, keadaan ruangan dan kapasitas
peralatan.
Pembelian
material secara teratur akan membawa efek yang positif terhadap proses
produksi, misalnya hubungan dengan supplier bahan dapat berlangsung secara
berkesinambungan, harga bahan yang dipesan lebih murah, pengurusan pembelian
bahan lebih mudah, karena bersifat rutin. Selain itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam proses pengadaan bahan yaitu; standardisasi bahan
baku, supplier bahan baku, syarat pembelian, cara penyimpanan,
kemasan/pembungkus, dan spesifikasi bahan.
Setelah membahas
masalah pengadaan bahan, maka suatu hal yang penting mendapat perhatian adalah
pengendalian material, terutama masalah pemakaian bahan. Ketidakefisienan
pemakaian bahan akan berpengaruh terhadap tingginya harga pokok barang yang
dihasilkan. Adapun metode-metode yang digunakan dalam menilai bahan baku terdiri
dari: metode FIFO, LIFO, rata-rata, rata-rata bergerak, dan metode standar
harga. Pertimbangan untuk membuat atau membeli suku cadang dalam rangka
memproduksi suatu barang didasarkan atas pertimbangan teknis dan ekonomis.
Pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia
Manajemen sumber
daya manusia adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia, yang
berdasarkan empat prinsip dasar yaitu; Pertama sumber daya manusia merupakan
harta perusahaan yang paling penting, Kedua, peraturan atau kebijakan prosedur
yang berkaitan dengan manusia saling berhubungan, Ketiga, kultur perusahaan
yang berasal dari kultur sumber daya manusia. Pendekatan manajemen sumber daya
manusia meliputi; pendekatan konvensional, pendekatan kompromistis dan
pendekatan kontemporer. Fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari
fungsi perencanaan, pengadaan, pengadaan dan pembinaan, dan pemberian
kompensasi.
Desain dan Analisis Pekerjaan
Desain pekerjaan
adalah suatu fungsi komplek karena memerlukan pemahaman baik terhadap variabel
teknik maupun variabel sosial, jika variabel tersebut diabaikan maka pekerjaan
tidak dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Alasan pelaksanaan desain
pekerjaan karena: sering terjadi konflik, sifat yang heterogen dari setiap
individu, dan perubahan karakter dari setiap individu. Sasaran pokok dari
desain pekerjaan untuk: manusia, menentukan kombinasi antara mesin, dan bahan
baku yang paling ekonomis.
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pembinaan tenaga
kerja (sumber daya manusia) dalam suatu perusahaan, diharapkan dapat menjaga
kesinambungan pelaksanaan pekerjaan. Pembinaan karyawan tidak terlepas dari
hubungan antara pimpinan dan bawahannya, karena pembinaan ini melibatkan
pimpinan sebagai pembina dan karyawan sebagai orang yang dibina. Keteladanan
seorang pimpinan merupakan faktor utama dalam membina para karyawannya
disamping penguasaan secara umum terhadap berbagai jenis pekerjaan. Pembinaan
karyawan suatu perusahaan akan meliputi pembinaan loyalitas, hubungan kerja,
moril dan semangat kerja, disiplin kerja dan mental spiritual.
Peranan Persediaan dan Biaya
Persediaan
Setiap
perusahaan baik perusahaan perdagangan maupun perusahaan yang memproduksi suatu
barang, memerlukan persediaaan karena pada suatu waktu perusahaan akan
dihadapkan kepada permintaan konsumen akan barang atau jasa uang dihasilkannya.
Jenis persediaan secara fisik terdiri dari persediaan bahan baku/material,
persediaan komponen, persediaan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses
dan persediaan barang jadi. Sedangkan jenis persediaan berdasarkan fungsinya
adalah ; Lot size inventory, fluctuation stock, dan anticipation stock.
Istilah
persediaan suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya
organisasi yang disimpan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan permintaan. Jenis-jenis
persediaan termasuk persediaan secara fisik dan persediaan menurut fungsinya,
sedangkan fungsi persediaan itu sendiri yaitu fungsi decoupling, fungsi
economic lot sizing dan fungsi antisipasi. Jenis biaya yang dikeluarkan dalam
persediaan terdiri dari biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya penyiapan dan
biaya kekurangan bahan.
Metode Penilaian dan Pengawasan
Persediaan
Untuk dapat
mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum yang dapat memenuhi
kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat persyaratan
diadakannya pengawasan persediaan yaitu untuk menyediakan gudang yang cukup
luas sentralisasi kekuasaan, sistem pencatatan, pengawasan mutlak, pemeriksaan
fisik, rencana penggantian, dan pengecekan secara efektif. Tujuan dari
pengawasan persediaan adalah; menjaga kehabisan persediaan, dan menjaga
pembentukan persediaan, dan menjaga pembelian dalam skala kecil.
Arti dan Tujuan Pengawasan Mutu
Salah satu
faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat mutu
produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu
sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses
dan sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan
dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar,
disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan
pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan dan pengujian, pengemasan
dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan
teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai. Setelah menetapkan mutu tertentu
dari suatu produk, maka perlu diadakan pengawasan sejauhmana mutu tersebut
dapat dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan konsumen
merasa kecewa dengan produk yang telah dibelinya, kalau sudah terjadi
ketimpangan maka akan timbul efek yang lebih jauh bagi perusahaan berupa
penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk, atau efek lain
yang sangat merugikan perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang akan
mengurangi profit margin perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan
pengawasan mutu adalah:
3.
Mengusahakan agar biaya
disain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat
diperkecil.
Peranan Standardisasi dalam Manajemen Mutu
Standardisasi
didefinisikan sebagai proses merumuskan, merevisi, menetapkan dan menerapkan
standar yang dilaksanakan secara tertib dan atas kerjasama dengan semua pihak.
Sedangkan
standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pengalaman.
Peranan
standardisasi dalam menunjang manajemen mutu sangat besar, terutama untuk
mencapai mutu yang telah ditetapkan secara konsisten. Standardisasi meliputi
pengkajian sistem mutu perusahaan dan standar internasional tentang mutu yang
dikenal dengan nama ISO seri. 9000.
Teknik dan Alat Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu
dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu inspeksi, pemberian keterangan dan
penyelidikan (inspect, inform and investigate). Kegiatan inspeksi dapat
dilakukan dengan membuat contoh dan mengukur atau menilai. Kegiatan pemberian
keterangan memerlukan kegiatan pencatatan, penyingkatan, mempertunjukkan dan
memberi komentar bahkan mungkin perlu memutuskan untuk mengambil tindakan yang
dibutuhkan, dan untuk memberitahukan jaminan, serta peringatan yang diperlukan.
Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisisan catatan dan memimpin percobaan
di laboratorium. Hal-hal yang mempengaruhi derajat pengawasan mutu misalnya;
kemampuan proses, spesifikasi yang berlaku, apkiran/scrap yang dapat diterima
dan kegiatan produksi yang ekonomis. Alat pengawasan mutu yang biasa dilakukan
yaitu metode statistik melalui pengambilan sampel secara teratur, pemeriksaan
karakteristik, pemeriksaan derajat penyimpangan, dan penggunaan tabel kontrol
(control chart).
Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Syarat Pengukuran
Kegiatan pengawasan
mutu yang intensif akan menyangkut pengawasan bahan baku dan komponen-komponen
produk, proses produksi dan produk akhir. Pengawasan mutu tidak hanya berlaku
pada produksi manufacturing tetapi berlaku juga bagi produksi jasa, seperti
Rumah Sakit. Travel dan Perbankan. Pelaksanaan pengawasan mutu meliputi aspek
pengukuran dan aspek penilaian. Sedangkan pengukuran pelaksanaan pengawasan
mutu harus melalui 3 syarat utama yaitu; ketepatan (validitas) dapat diandalkan
(Reliabilitas) dan kepraktisan.
Pengertian Industri Kecil
Usaha kecil
membuat produk yang khusus, unik dan spesial agar tidak bersaing dengan usaha
besar, daerah pemasaran dari usaha kecil tidak terlalu luas sehinga konsumennya
dapat betul-betul dikuasai dan dengan modal yang terbatas perusahaan kecil yang
sukses bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi. Dengan ukurannya
yang kecil sering mengabaikan prinsip operasi usaha, akibatnya kebijakan
perusahaan dibuat berdasarkan perkiraan, kebiasaan dan naluri.
Hambatan-hambatan
yang dijumpai pada usaha kecil dan tidak sedikit menimbulkan kegagalan
dikarenakan masalah manajemen, keuangan, administrasi pembukuan dan pemasaran.
Sistem Pemasaran, Perencanaan Produksi dan Pengembangan Usaha
Pengusaha kecil
dalam mengelola pemasarannya, mengandalkan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
naluriah dan perkiraan. Persaingan semakin ketat oleh karena itu pengelolaan
pemasaran harus didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan data-data yang
memadai. Sistem pemasaran pada perusahaan kecil akan menyangkut masalah;
kebijakan produk, pengemasan produk dan kebijakan harga. Pola penyerahan barang
dari pihak penjual kepada pembeli melalui beberapa cara diantaranya: Loko
gudang, Eks gudang, Frangko, Free on board (FOB), Free On Rail (FOR). Cost and
Freight (C & F) Free Along Side Ship (FAS) dan Cost Insurance and Freight
(CIF). Kegiatan sistem pemasaran pada perusahaan kecil yaitu perlu adanya
promosi dengan berbagai cara misalnya: potongan harga, penjualan kredit,
pemberian contoh barang, pameran- pameran, undian dan pemberian kupon,
periklanan dan menjadi sponsor dalam kegiatan kemasyarakatan. Pengembangan
usaha kecil dapat melalui penetrasi pasar, perluasan pasar, pengembangan produk
dan diversifikasi produk.
Sistem Administrasi dan Pembukuan
Setiap perusahaan
baik yang berskala besar, maupun kecil dalam melakukan kegiatan usahanya
memerlukan beberapa catatan/pembukuan untuk menulis berbagai fenomena yang
terjadi pada perusahaan tersebut, bentuk dan model catatannya bermacam-macam,
tetapi pada prinsipnya catatan tersebut rapi, tertib, sistematik dan sederhana
sehingga mudah diperiksa dan dikendalikan. Dalam proses pencatatan semua
aktivitas perusahaan, perlu adanya pengelompokan kegiatan tersebut menurut
jenis kegiatannya.
Pembukuan dalam
perusahaan biasanya dikaitkan dengan catatan keuangan perusahaan, dan catatan
yang baik merupakan landasan bagi pengelolaan keuangan. Data yang dicatat
tergantung kepada jenis dan kegiatan usaha serta informasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan, dimana setiap proses pencatatan dimulai dengan daftar inventaris,
buku harian, selanjutnya membuat laporan keuangan yang berbentuk Neraca dan
Laporan Rugi Laba.
Analisis Keuangan Industri Kecil
Pengendalian
keuangan industri kecil pada umumnya tidak memiliki pedoman secara terperinci,
hal ini merupakan salah satu kelemahan pengelolaan keuangan industri kecil,
sehingga industri kecil akan menghadapi berbagai kesulitan, misalnya mengenai
proses pengajuan kredit kepada pihak perbankan, karena tidak didukung oleh
sistem pembukuan yang tertib dan teratur.
Kunci utama dalam mengelola
sistem keuangan industri kecil adalah pembukuan dan administrasi yang tertib
dan terarah secara tepat, hal ini didukung pula oleh berbagai bukti yang jelas
seperti kuitansi dan berbagai jenis faktur. Selain itu perusahaan kecil sebelum
memutuskan untuk menggunakan dana dalam berbagai aktivitas perusahaan, perlu
dibuatkan sebuah anggaran atau budget dalam jangka pendek, di dalamnya terdapat
rencana pendapatan, pengeluaran dan berbagai bentuk, pembiayaan. Tahap akhir
dari pengelolaan sistem keuangan yaitu penyusunan laporan keuangan dalam bentuk
itu neraca dan laporan rugi laba. Dari laporan keuangan tersebut dapat dibuat
analisis rasio yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan.
DIarsipkan di bawah: Fak. Ekonomi
5 Tanggapan
Pagar Matheus Situngkir
sebenarnya apasih
hubungan-hubungan proses produksi dengan layout pabrik
ya cukup menarik
sekali..akantetapi yang saya ketahui bila kondisi strategi postioning proses
yang dilakukan terus menerus terkadang tidak evetif…bagai mana menurut rekan2x
adaengsgs
mhn dptnya kami dijelaskan
antara bisnis manufakturing n bisnis pegadaan barang jasa tak tunggu beritanya
ya mas,thx4u
Al aziz
Hubungan antar proses
produksi dengan layout pabrik:
Layout pabrik sangat mempengaruhi kinerja proses produksi. Setiap pabrik memiliki trik layout yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika suatu pabrik memiliki layout yang kurang tepat dalam penempatan alat-alat atau jalur produksi mereka maka akan berpengaruh kepada hasil produksi itu sendiri. Selayaknya layout produksi di design berkesinambungan antara awal proses hingga hasil akhir produksi supaya memaksimalkan produksi dan meminimalkan atau menghemat waktu dan biaya produksi. Dan pada akhirnya bertujuan untuk memaksimalkan laba perusahaan.
Layout pabrik sangat mempengaruhi kinerja proses produksi. Setiap pabrik memiliki trik layout yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika suatu pabrik memiliki layout yang kurang tepat dalam penempatan alat-alat atau jalur produksi mereka maka akan berpengaruh kepada hasil produksi itu sendiri. Selayaknya layout produksi di design berkesinambungan antara awal proses hingga hasil akhir produksi supaya memaksimalkan produksi dan meminimalkan atau menghemat waktu dan biaya produksi. Dan pada akhirnya bertujuan untuk memaksimalkan laba perusahaan.
bagus, mmbantu, lg cari
layout persh
0 komentar:
Posting Komentar