Lingkungan Hidup

KATA PENGANTAR

 

Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun buku laporan keg iatan kelompok informasi masyarakat ( KIM ) “ Gentong Mas ” Kelurahan Gentong Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

Buku laporan ini disusun guna untuk memberikan gambaran secara singkat tentang perkembangan KIM ” Gentong Mas ” Kelurahan Gentong dan sekaligus sebagai evaluasi kelompok informasi masyarakat “Gentong Mas” dalam rangka mewujudkan masyarakat inovatif dalam meningkatkan nilai tambah melalui pendayagunaan informasi dan komunikasi untuk mencapai masyarakat informasi yang sejahtera, serta aktif,peduli,peka dan memahami informasi.

Demikian laporan ini kami buat, apabila ada kekurangan maupun kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami dengan senang hati menerima kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini, dan berguna bagi pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat di masa yang akan datang, mudah-mudahan Alloh SWT senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya.

 

Pasuruan, 10 April 2010

    KIM ” Gentong Mas ”

    Kelurahan Gentong

Ketua

 

 

 Akhmad Dimyati
Sekilas Wilayah

Letak Geografis
Kota Pasuruan terletak antara 112045’ 112055’ Bujur Timur dan 70 35’ – 70 45’ Lintang Selatan, merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian rata – rata 4 m diatas permukaan air laut dengan kondisi permukaan tanah agak miring ke Timur dan Utara antara 0 – 3%.
Sebelah Utara berbatasan denga Selat Madura, sebelah Timur berbatasan dengan Kecmatan Rejoso Kota Pasuruan, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kraton dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pohjentrek Kota Pasuruan.
Kota Pasuruan mempunyai luas wilayah Km2, yang terbagi menjadi 3 (tiga ) kecamatan dan 34 (tiga puluh empat ) kelurahan. Wilayah Kota Pasuruan dilalui 6 (enam) sungai besar dengan total panjang 26,50 Km.
kotpasuruan
Kec. Gading Rejo
Luas
Kec. Purworjo, terdiri
Luas
Kec. Bugul Kidul, teridiri
Luas
1.
Kel. Krapyakrejo
1,74 km2
1.
Kel Pohjentrek
1,90 Km2
1.
Kel. Sekargadung
1,51 Km2
2.
Kel. Bukir
0,66 km2
2.
Kel. wirogunan
0,61 Km2
2.
Kel. Bakalan
1,78 Km2
3.
Kel. Sebani
0,87 km2
3.
Kel. Tembokrejo
1,03 Km2
3.
Kel.Krampyangan
0,55 Km2
4.
Kel. Gentong
0,69 km2
4.
Kel. Purutrejo
1,15 Km2
4.
Kel. Blandongan
3,97 Km2
5.
Kel. Karanganyar
0,56 km2
5.
Kel. Kebonagung
0,86 Km2
5.
Kel.Kepel
2,54 Km2
6.
Kel. Trajeng
1,13 km2
6.
Kel. Purworejo
1,05 Km2
6.
Kel.Bugul Kidul
0,95 Km2
7.
Kel. Tambaan
0,36 km2
7.
Kel. Kebonsari
0,80 Km2
7.
Kel.Petamanan
0,42 Km2
8.
Kel. Gadingrejo
1,33 km2
8.
Kel. Bangilan
0,17 Km2
8.
Kel.Pekuncen
0,80 Km2
9.
Kel. Patahunan
0,97 km2
9.
Kel. Mayangangan
0,28 Km2
9.
Kel.Kandangsapi
0,46 Km2
10.
Kel. Randusari
0,34 km2
10.
Kel. Ngemplakrejo
0,54Km2
10.
Kel.Bugul Lor
0,96 Km2
11.
Kel. Karangketug
1,88 km2



11.
Kel.Tapaan
1,15 Km2






12.
Kel.Mandaranrejo
0,58 Km2






13.
Kel.Panggungrejo
1,99 Km2



SUKSES  STORY


 



|



















PROGRAM KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT DIARAHKAN KE BIMBINGAN TEKNIS
Sajingan, Kal-Bar, 15/12/2009 (Kominfo-Newsroom) - Program Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang dilaksanakan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), mulai tahun 2010 tidak lagi dalam bentuk sosialisasi, tapi diarahkan ke bimbingan teknis, sehingga KIM berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu akses, desiminasi dan mampu menyerap aspirasi masyarakat.
”Sejak dijalankan tahun 2007, saat ini KIM yang masih aktif hanya 50 persen saja dari jumlah KIM yang sebenarnya berjumlah 3.924 unit,” kata Kasubdit Lembaga Komunikasi Organisasi Kemasyarakatan, Depkominfo, Gugun Siswadi  di hadapan 40 peserta forum pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat Perbatasan (Kimtas) di Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Selasa (15/12) malam.
            Tatap muka itu dilakukan dalam rangka pemanfaatan teknologi informasi bagi Kelompok Informasi Masyarakat Perbatasan yang ada di Kabupaten Sambas, Kalbar.
Menurut Gugun, banyak daerah yang mengadopsi program tersebut, misalnya di hampir seluruh kabupaten di Provinsi Papua, demikian juga di Nusa Tenggara Timur (NT), Jambi, Sumatera Utara dan juga di Kimtas di Kecamatan Sajingan ini.
Ia menjelaskan bahwa tujuan program KIM pada awalnya menginginkan agar masyarakat memahami kelompok informasi ini, namun ke depannya masyarakat diharapkan mempunyai kesadaran untuk memanfaatkan informasi sebagai nilai tambah ekonomi kelompoknya maupun masyarakatnya.
            Dia mencontohkan seluruh KIM di Jawa Timur yang sudah berfungsi dan memberikan nilai tambah terhadap nilai ekonomi kelompok maupun masyarakatnya, yaitu dengan memberdayakan UKM, koperasi, usaha-usaha pertanian dan kerajinan.
Sedangkan untuk Kecamatan Sajingan, katanya, yang terletak di daerah perbatasan dengan Malaysia, programnya adalah bagaimana mengatasi persoalan-persoalan yang timbul kawasan perbatasan, dan diharapkan melalui Kelompok Informasi Masyarakat Perbatasan (Kimtas), masyarakat perbatasan dapat memilah dan memilih informasi yang datang dari luar perbatasan.
            Menurut Gugun Siswadi, siapapun tidak akan mampu mencegah infiltrasi informasi dari negara tetanggga Malaysia, namun demikian bagaimana pemerintah melakukan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat memiliki kemampuan dalam memilah informasi.
            ”Masyarakat di wilayah perbatasan harus mampu memanfaatkan teknologi informasi, karena pada tahap pengembangan selanjutnya, seluruh KIM harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam setiap aktivitasnya,” katanya.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat perbatasan dapat memahami dan menguasai TIK dan kemudian memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitarnya.
            ”Jadi tolok ukurnya adalah bagaimana kegiatan KIM bisa bermanfaat dan kegiatan itu kemudian diapresiasi oleh masyarakat,” kata Gugun.
Sementara itu seorang peserta dari Kimtas Arwana Lestari, Haris Bisastra menjelaskan bahwa ada komunitas radio di Sanggau, Kabupaten Sambas (Kalbar) yang melakukan siaran (mengudara) selama delapan jam dalam satu hari, dan penyiarnya memperoleh honor sebesar Rp 700 ribu dari pemerintah daerahnya.
            ”Namun kami dari Kimtas Arwana, yang juga mengelola komunitas radio selama 19 jam sehari sama sekali tidak mendapatkan honor,” kata Haris.
Pertanyaan itu kemudian dijawab oleh Alimin, Staf Dinas Perhubungan dan Infokom Sambas, yang mengatakan bahwa anggaran untuk itu sudah diajukan, dan diharapkan mulai tahun 2010 para penyiar komunitas radio di Sajingan akan mendapatkan honor seperti di Sanggau. (T.Ad/ysoel)

KIM KELURAHAN GENTONG  PROGRAM LINGKUNGAN HIDUP
Catatan Hari Air Sedunia 22 Maret 2010

Masyarakat internasional telah menetapkan tanggal 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia. Momentum tersebut tentu memiliki makna penting, sebab disatu sisi dapat mengingatkan semua pihak bahwa air sangat vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi, dan  pada sisi yang lain, air bisa menjadi sumber ancaman yang serius bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kelangkaan serta degradasi kualitas air yang terjadi akibat degradasi lingkungan hidup memang bisa memicu munculnya berbagai bencana, seperti kelangkaan pangan, mewabahnya aneka macam penyakit, dan sebagainya. Sementara pada saat bersamaan, juga terjadi  banjir, rob, tanah longsor, dan sebagainya yang menjadi indikasi kegagalan manusia dalam mengelola air secara bijak.


Catatan Hari Air Sedunia 22 Maret 2010

Masyarakat internasional telah menetapkan tanggal 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia. Momentum tersebut tentu memiliki makna penting, sebab disatu sisi dapat mengingatkan semua pihak bahwa air sangat vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi, dan  pada sisi yang lain, air bisa menjadi sumber ancaman yang serius bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kelangkaan serta degradasi kualitas air yang terjadi akibat degradasi lingkungan hidup memang bisa memicu munculnya berbagai bencana, seperti kelangkaan pangan, mewabahnya aneka macam penyakit, dan sebagainya. Sementara pada saat bersamaan, juga terjadi  banjir, rob, tanah longsor, dan sebagainya yang menjadi indikasi kegagalan manusia dalam mengelola air secara bijak.
Saat ini, permasalahan tersebut  sudah kerap terjadi di Indonesia.  Kelangkaan air saat  air hujan berkurang, sering melanda  di beberapa wilayah di tanah air. Sedangkan saat musim hujan, peningkatan air justru membawa petaka dengan munculnya banjir di kawasan yang dulu tidak pernah mengalami kebanjiran seperti kawasan Palangkaraya dan Samarinda.

Sementara akibat eksploitasi air tanah secara berlebihan masyarakat yang tinggal di sejumlah kota besar pinggir pantai seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya, kini menghadapi ancaman intrusi air laut, yang masuk hingga ke dalam sumur-sumur penduduk. Kelangkaan air ini tentu bisa jadi memunculkan pertentangan di kalangan masyarakat yang dapat memicu pertikaian warga.

Risiko ini semakin besar jika distribusi air tidak dilakukan dengan baik. Masalah alam yang terlihat sederhana dapat menimbulkan petaka bila tidak ditangani dengan cermat. Jika dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk, maka masalah pencemaran air paling mungkin terjadi. Pengalaman naiknya derajat keasaman pada musim kemarau dan diikuti munculnya hujan asam menyebabkan terganggunya binatang air tawar dan percepatan korosi.

Hak Publik
Sedemikian vitalnya fungsi air bagi kehidupan manusia, maka sejak awal, hak atas air ditempatkan setara dengan hak asasi manusia. Pengakuan atas hak-hak dasar tersebut tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 yang menyatakan "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ". Dengan demikian, negara bertanggung jawab menjamin penyediaan air yang  bagi setiap individu warga negara.  Adanya hak  publik atas air, juga telah diakui pada tingkat internasional karena telah ditegaskan  dalam ECOSOC DECLARATION (Deklarasi Ekonomi, Sosial, dan Budaya) PBB pada bulan November 2002.

Tapi di Indonesia, hak publik atas air tersebut, kini sedang terancam oleh adanya agenda privatisasi dan komersialisasi air. Pers memberitakan, puluhan sumber air di kawasan Kabupaten Sukabumi misalnya, sudah dikuasai oleh swasta. Sementara penduduk setempat mulai terganggu oleh kelangkaan persediaan air bersih.

Jika ditelusuri, kebijakan privatisasi dan komersialisasi air yang kini berlaku di Indonesia, sebenarnya merupakan bagian dari agenda kapitalis internasional. Sebab kebijakan tersebut lahir karena didorong oleh lembaga-lembaga keuangan internasional (World Bank, ADB, dan IMF). Kebijakan ini, tidak hanya berlaku bagi Indonesia tapi juga di sejumlah negara sebagai persyaratan pinjaman.

Karena itu dalam kebijakan tersebut terdapat  kepentingan kapitalis global sektor air untuk menguasai sumber-sumber air dan badan penyedia air bersih (PDAM) milik pemerintah. Jadi masalah, Indonesia langsung merespon permintaan tersebut dengan senang hati.  Ini tercermin dari terbitnya   Undang-undang Sumber Daya Air yang disahkan pada  19 Februari 2004, sebagai  bagian dari persyaratan pencairan pinjaman program WATSAL dari World Bank.

Mekanisme Pasar
Beberapa pasal dalam UU tersebut memang membuka peluang  privatisasi sektor penyediaan air minum, dan penguasaan sumber-sumber air (air tanah, air permukaan, dan sebagian badan sungai) oleh badan usaha dan individu. Implikasi dari kebijakan privatisasi ini, maka  jaminan pelayanan hak dasar bagi rakyat banyak akhirnya  ditentukan oleh swasta  dengan mekanisme pasar.

Air yang sejatinya memiliki fungsi sosial kini telah berubah menjadi komoditas yang diperjualbelikan. Dalam pengelolaan  air paradigma yang dikembangkan oleh World Bank memang bertumpu pada prinsip komodifikasi semua sektor, termasuk yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Bagi World Bank, manajemen sumberdaya air yang efektif haruslah memperlakukan air sebagai "komoditas ekonomis" dan " partisipasi swasta dalam penyediaan air umumnya menghasilkan hasil yang efisien, peningkatan pelayanan, dan mempercepat investasi bagi perluasan jasa penyediaan".   (World Bank, 1992).  Privatisasi air akan meliputi jasa penyediaan air di perkotaan, maupun pengelolaan sumber-sumber air di pedesaan oleh swasta.

Mengenai “harga air” di Indonesia, menurut World Bank, air yang diperoleh masyarakat saat ini masih berada di bawah "harga pasar. " Karena itu perlu dinaikkan.  Baik World Bank dan ADB dalam "Kebijakan Air"-nya mendorong diterapkannya mekanisme harga yang mengadopsi apa yang disebut sebagai Full Cost Recovery.  Artinya,  konsumen  harus membayar harga yang mencakup semua biaya yang dikeluarkan.  Dengan demikian privatisasi, sebagaimana yang telah terjadi di sejumlah negara, identik dengan kenaikan harga tarif air. 

Celakanya, yang paling menderita dampak kebijakan privatisasi justru kelompok masyarakat miskin. Dengan kenaikan tarif tersebut, mereka kian kehilangan akses terhadap air. Dalam jangka panjangm kebijakan tersebut juga mengancam “kedaulatan rakyat” atas pangan. Sebab jika  air, sebagaimana yang diinginkan oleh World Bank dan ADB, diperlakukan sebagai komoditas ekonomis dan pihak yang mendapatkan air ditentukan atas dasar keuntungan ekonomis semata, maka  ke depan hal sama juga diberlakukan di semua sektor, termasuk sektor pertanian.

Kalangan aktivis yang menolak privatisasi air telah berulangkali memaparkan akan adanya bahaya dari kebijakan tersebut. Salah satu yang jadi sorotan mereka adalah, kebijakan  Pemerintah Daerah Jawa Barat pada tahun 2002 yang dalam  Peraturan Daerah (Perda) mengenai Irigasi yang baru, telah mengadopsi  penerapan "cost recovery"  kepada petani atas penggunaan air irigasi. Sektor pertanian akan semakin mahal bagi petani dengan diterapkannya tarif atas air irigasi.

Kembalikan Hak Publik
Untuk menopang privatisasi air, kini penjualan air kemasan kian ditingkatkan, terutama sebagai solusi atas terjadinya  penurunan kualitas air. Ketergantungan masyarakat  terhadap swasta tentu kian menguat. Realitas ini sangat ironis karena penguasaan publik atas air  pada dasarnya merupakan harkat dari semua kehidupan dan manusia sangat membutuhkan air untuk hidup.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Sebagaimana air dan bumi seisinya dikuasai negara, maka pihak yang terkait dengan pengelolaan dan penyediaan air negara seyogyanya memperhatikan masalah air. Diperlukan profesionalisme dan kedewasaan dalam pengelolaan air untuk mendukung pembangunan di Indonesia yang berkelanjutan.  Namun lebih penting dari semua itu adalah pengelolaan air seyogyanya dikembalikan pada jalur yang tepat sesuai amanat UUD 1945, yang tegas menjamin hak-hak publik atas air. (LS2LP) Sumber: Suara Akar Rumput Edisi 105

Oleh:
PAULUS LONDO
Pemerhati Sosial pada LS2LP (Lembaga Studi Sosial, Lingkungan & Perkotaan)



UU No. 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik


Mulai 30 April mendatang, semua badan publik wajib membuka akses informasi kepada publik. Ini adalah amanat Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya: UU-KIP) yang mulai berlaku tanggal 30 April 2010. Pemberlakukan UU-KIP tersebut tentu menimbulkan berbagai konsekuensi hukum. Baik bagi badan-badan publik sebagai sumber informasi maupun bagi publik selaku pengguna informasi.

Dengan demikian, tak ada alasan apa pun bagi badan publik membatasi akses publik memperoleh informasi, terutama mengenai kebijakan-kebijakan yang berdampak bagi kehidupan publik, atau hajat hidup orang banyak.  Pada Pasal  64  ayat (1) UU-KIP ditegaskan bahwa dua tahun setelah diundangkan, undang-undang ini dinyatakan berlaku. Dan pada ayat (2) dijelaskan bahwa  penyusunan dan penetapan Peraturan Pemerintah, Petunjuk Teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana pelaksanaan undang-undang ini  harus rampung paling lambat 2(dua)  tahun sejak undang-undang ini diundangkan.
Informasi publik memang merupakan hak publik, dan karenanya mesti dibuka kepada publik. Artinya, masyarakat diberi kemudahan untuk mendapatkan informasi yang lengkap, utuh dan akurat terutama berkaitan dengan kebijakan yang berdampak bagi kehidupan masyarakat luas. Dengan akses informasi yang lengkap, utuh dan akurat, diharapkan dapat mendorong partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan kenegaraan, sehingga kualitas demokrasi di negeri ini kian meningkat.
Di sisi lain, dengan adanya UU-KIP, pengelolaan informasi publik memiliki rambu-rambu yang pasti, sekaligus menegaskan tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat di dalamnya.
UU-KIP memang hal baru dalam kehidupan bernegara. Karena itu, semua pihak mesti berbenah diri. Jika selama ini banyak Badan Publik tidak terbuka, atau membatasi akses publik terhadap informasi yang seharusnya diketahui publik atau masyarakat maka dengan berlakunya UU tersebut, badan-badan tersebut bakal berhadapan dengan hukum. Sebab, informasi hak dasar masyarakat dilindungi hukum.
Sebaliknya, bagi  Badan Publik yang memberikan informasi tentu juga memiliki hak mendapatkan perlindungan hukum. Selama ini, badan-badan publik, atau instansi pemerintahan pada level tengah memang kerap menghadapi dilema, dan serbah salah. Terlalu terbuka kepada publik, bisa dipersalahkan oleh atasan. Di pihak lain, menutup-nutupi informasi yang memiliki implikasi bagi kehidupan publik, bisa diprotes masyarakat, bahkan bisa memancing unjuk rasa.

Informasi Lingkungan Hidup
Salah satu informasi publik yang patut diketahui khalayak jelas adalah informasi tentang lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya penting untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), akuntabel dan transparan, sebagai prasyarat terciptanya partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan, tapi lebih penting dari itu adalah untuk menyelamatkan manusia dari ancaman bencana. 
Pada skala internasional, sebenarnya keterbukaan informasi telah diakui sebagai salah satu prinsip yang bersifat mutlak dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang berbasis tata kelola lingkungan yang baik  (Good Sustainable Development Governance GSDG).
Terjadinya degradasi lingkungan yang luar biasa di Indonesia adalah akibat pola salah urus pembangunan selama ini. Dan itu diperparaha oleh terbatasnya akes publik terhadap informasi lingkungan. Bencana ekologi yang terjadi selama ini,  hendaknya tidak lagi dilihat sebagai akibat aktivitas alam, tetapi akibat ulah manusia yang bisa saja terjadi karena tidak memperoleh informasi lingkungan hidup yang benar, akurat dan lengkap.
Karena itu, jika selama ini  konsep pembangunan berkelanjutan diyakini sebagai suatu prinsip yang memperhatikan daya dukung lingkungan, dan menjamin masa depan kehidupan manusia, maka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi, dan akuntabilitas menjadi sangat penting.  Selama ini aktualisasi dari  prinsip-prinsip tersebut secara efektif memang belum mampu menjawab permasalahan tingginya laju degradasi lingkungan. Karenanya negara selaku pelaku mesti  bertanggungjawab atas terjadinya bencana ekologi yang kian massif.
Sesungguhnya, Kementerian Lingkungan Hidup telah berulangkali mengingatkan akan pentingnya keterbukaan informasi bagi publik, terkait dengan meningkatnya bencana lingkungan di tanah air. Karena itu, beberapa tahun silam, Kementerian Lingkungan Hidup bersama  Indonesia Center for Enviromental Law (ICEL) menerbikan buku berjudul “Menutup Akses, Menuai Bencana, Potret Pemenuhan Akses Informasi, Partisipasi dan Keadilan  dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam di Indonesia,”  untuk menjelaskan kepada seluruh masyarakat bahwa keterbukaan merupakan hal yang amat mendasar dalam mengatasi permasalahan lingkungan dewasa ini.
Pada peluncuran buku tersebut, 28 Pebruari 2008 di Jakarta Rino Subagyo SH, Direktur Eksekutif Indonesian Center for Enviromental Law (ICEL), menjelaskan ada 3(tiga) akses merupakan prasyarat penting yang harus diberikan oleh negara dalam pengambilan  kebijakan pembangunan, khususnya yang berdampak kepada lingkungan dan masyarakat rentan. Tiga akses itu adalah:
a.    Akses informasi (access to information) adalah hak setiap orang untuk memperoleh  informasi yang utuh (full) akurat   (accurate) dan mutakhir (up to date).
b.    Akses partisipasi dalam pengambilan keputusan (access to participation in decision making)  adalah pilar demokrasi yang  menekankan  pada jaminan hak  untuk berpartisipasi  dalam proses pengambilan keputusan.
c.   
Akses keadilan (access to justice) adalah akses untuk memperkuat kedua akses tadi.
Menurut Rino Subayo tiga akses itu telah diakui dalam Prinsip 10 Deklarasi Rio hasil KTT Bumi (Earth Summit) 1992 di Rio de Janeiro. Sayangnya, temuan di lapangan menunjukkan indikasi belum terpenuhinya akses-akses yang dibutuhkan masyarakat tersebut. Padahal terlihat jelas adanya keterkaitan antara persoalan lingkungan dan bencana ekologi selama ini dengan  tidak terpenuhinya akses masyarakat terhadap informasi,  partisipasi dan tidak terpenuhinya akses keadilan masyarakat atas lingkungan, hidup yang sehat.
Masalahnya, meski konstitusi sudah menjamin hak masyarakat untuk mendapatkan informasi, untuk menyediakan peluang berpartisipasi dan mendapatkan keadilan, namun peraturan perundang-undangan dibawahnya belum jelas dan tegas mengatur ketiga hal tersebut. Selain itu juga masih terdapat kendala bagi masyarakat  dalam mengakses informasi lingkungan dari pemerintah, yang terkait perizinan, AMDAL dan informasi yang terkait kondisi pentaan dan penegakan hukum lingkungan suatu perusahaan.
Tidak adanya informasi lingkungan yang memadai seperti inilah yang  mengakibatkan masyarakat tidak dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perlindungan lingkungan dan keselamatan dirinya.
Demikian pula belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur secara tegas tentang mekanisme penyelesaian sengketa dan penjatuhan sanksi bagi pejabat publik yang tidak memberikan akses informasi dan partisipasi pada masyarakat dalam hal ini jelas ditunjukan dengan tidak adanya satupun klaim atas gugatan masyarakat akibat adanya penolakan informasi dan partisipasi.
Jika menyimak materi UU-KIP, terlihat besarnya semangat untuk membuka ketiga akses tersebut, melalui keterbukaan informasi publik.
Karena itu, UU tersebut memberikan perspektif baru yang positif dalam pengelolaan masalah lingkungan hidup. Sebagai sesuatu yang baru implementasi UU-KIP tentu masih perlu penyempurnaan agar kian efektif berfungsi.
Keterkait dengan itu, maka ada baiknya jika dalam penyempurnaan tersebut perlu memperhatikan kembali beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan ICEL yakni antara lain, mempertegas dan memperjelas aturan hukum terkait pemenuhan hak akses informasi, hak untuk berpartisipasi dan hak untuk mendapatkan keadilan, melakukan pembaruan kebijakan yang fokus pada upaya  yang menjembatani kesenjangan antara jaminan hukum dengan praktek pelaksanaannya dilapangan.
Selain itu Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah perlu melakukan penilaian dan pengawasan terhadap kinerjanya sendiri dengan menggunakan indikator yang obyektif dan terukur sementara kelompok-kelompok kepentingan masyarakat, khususnya media masa dan Ornop memiliki peran yang penting dalam mendorong dan memfasilitasi pemenuhan tiga akses tersebut.
Paulus Londo.

Sumber: Suara Akar Rumput Edisi 105

Lingkungan hidup

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Lihat pula: Lingkungan
Banyak perhatian dicurahkan untuk mempertahankan lingkungan alami Air Terjun Hopetoun, Australia, sembari mengijinkan pengunjung untuk menikmatinya.
Bachalpsee di Pegunungan Alps Swiss; biasanya daerah bergunung-gunung lebih jarang dicemari oleh aktivitas manusia.
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.

enam masalah lingkungan hidup

Celoteh pada 9 August 2009 dalam topik celoteh [ Print This Post] - 5,395 views    
tulisan lama di BBC tentang bumi yang berada dalam tekanan. setidaknya ada enam permasalahan lingkungan hidup yang harus ditemukan jawabannya.
  • Makanan: diperkirakan 1 dari 6 orang di dunia menderita kelaparan dan gizi buruk
  • Air: diperkirakan pada tahun 2025, dua pertiga orang di dunia akan mengalami krisis air yang parah
  • Energi: produksi minyak bumi mencapai puncaknya dan mulai menurun pada tahun 2010
  • Perubahan Iklim: tantangan terbesar adalah perubahan iklim, ang menyebabkan meningkatnya badai, banjir, kekeringan dan hilangnya spesies
  • Keanekaragaman hayati: Bumi yang sekarang telah memasuki tahap kepunahan spesies keenam terbesar
  • Polusi: bahan kimia berbahaya ditemukan di semua generasi baru dan diperkirakan satu dari empat orang di dunia terpapar polusi udara yang tak sehat
bila benar demikian, artinya sejak lima tahun lalu, prediksi hilangnya generasi dan hilangnya kehidupan telah dikumandangkan semakin kencang. namun tak jua ada upaya perbaikan pola konsumsi, khususnya di negara-negara utara. tidak adanya komitment Amerika Serikat dalam menurunkan emisi, merupakan sebuah gambaran yang sangat jelas dari upaya negara tersebut untuk mempercepat kehancuran bumi.
dengan gambaran yang ada, tak lagi penting untuk membangun sebuah relasi yang kuat dengan negara industri. negara-negara tropis dan negara-negara kepulauan, merupakan penyelamat bumi yang utama. inisiatif-inisiatif yang didorongkan oleh negara utara, tak lagi harus diikuti. negara-negara selatan, harus memilih jalannya sendiri untuk menyelamatkan kehidupan.
penghentian sementara perijinan yang menghancurkan aset-aset alam di negeri ini harus menjadi pilihan pertama. lalu kemudian melakukan perhitungan ulang atas aset-aset alam yang tersisa, serta kebutuhan lokal-nasional. setelah itu, barulah dibangun sebuah sistem baru dalam pengelolaan kekayaan alam. UU Pengelolaan Sumberdaya Alam, bukanlah semata untuk mengatur pola eksploitasi, tapi jauh dari itu, UU PSDA harus mengatur keberlanjutan kehidupan spesies antar generasi.
LINGKUNGAN HIDUP

Perumahan Tidak Berizin Diprotes Warga

Pasuruan | Surya-Keberadaan perumahan Pulau Mas Regency di Jl Kyai Sepuh, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, diprotes warga. Pasalnya, pihak developernya tidak mengantongi izin serta lokasinya...

BLH Janjikan Bantuan Bagi Masyarakat Yang Ingin Dirikan Bank Sampah

Untuk mendukung keberadaan bank sampah di Kota Pasuruan. Badan lingkungan hidup (BLH) Kota Pasuruan berjanji akan langsung memberikan beberapa bantuan fasilitas untuk masyarakat yang akan mendirikan bank sampah.
Kepala BLH Kota Pasuruan Yudi Andi Prasetya mengatakan pihaknya memandang perlu keberadaan bank sampah di Kota Pasuruan. Itu dikarenakan keberadaan bank samaph sangat efektif menekan volume sampah di TPA.
“Bank sampah sangat membantu kami untuk menekan volume sampah di TPA. Sehingga kami berniat meberikan bantuan beberapa fasilitas bagi masayarakat yang ingin mendirikan bank sampah”
Yudi, panggilan akrabnya menjelaskan bantuan tersebut diantaranya timbangan sampah dan buku tabungan. Bantuan tersebut akan diberikan oleh pihaknya secara langsung kepada masyarakat yang mendirikan bank sampah.
“Bagi masyarakat yang mendirikan bank sampah kami dukung dengan memberikan bantuan tersebut. Masyarakat yang ingin mendirikan bank sampah bisa lapor ke kami, nanti kami akan data untuk mendapatkan bantuan tersebut” ujarnya.
Saat ini dengan jumlah bank sampah sebanyak 68 unit, menurut Yudi bisa menekan volume sampah di TPA Blandongan Kota Pasuruan.
“Dengan jumlah bank sampah saat ini saja sudah bisa untuk menekan jumlah volume sampah di TPA Blandongan sebanyak 380 meter kubik”
Dengan bantuan timbangan dan buku tabungan tersebut, Yudi mengharapkan bisa membantu bank sampah untuk semakin berkembang keberadaannya. Karena, masyarakat yang ingin mendirikan bank sampah dikhawatirkan mengurungkan niat jika tidak mendapatkan bantuan alat-alat.
“Khawatirnya masyarakat yang sudah minat mendirikan bank sampah mereka urung karena mereka bingung dana untuk membeli timbangan atau buku-bukunya. Jadi kami berikan fasilitas timbangan dan buku tabungan, paling tidak ini bisa sedikit menyumbang sarana di bank sampah tersebut” tegasnya.
Untuk bantuan sarana lainnya, Yudi mengatakan masih melihat sejauh mana perkembangan bank sampah di Kota Pasuruan. Pihaknya akan mengusahakan menambah bantuan prasarana bagi bank sampah, jika bank sampah yang ada semakin kreatif mengelola daur ulang sampah.
“Ke depannya pasti kami usahakan untuk bank sampah dapatkan bantuan lainnya yang diperlukan. Entah mesin jahit untuk kerajinan atau lainnya. Tergantung bagaimana kreatifitas bank sampah mengelola sampah-sampah yang ada. Sehingga sampah menjadi berkurang” imbuhnya. (Radar Pasuruan)






Banjir Pasuruan Telan Korban Jiwa

Kamis, 31 Januari 2008 | 13:03 WIB
TEMPO Interaktif, Pasuruan:Banjir bandang yang menerjang Kota dan Kabupaten Pasuruan, Rabu (30/1) malam, menyebabkan satu warga tewas karena tersengat aliran listrik, ribuan rumah terendam air, sejumlah bangunan rumah, perkantoran, dan sekolah rusak.

Banjir melanda delapan kecamatan di Kabupaten Pasuruan dan tiga kecamatan di Kota Pasuruan. Kedelapan kecamatan di Kabupaten Pasuruan tersebut adalah Purwosari, Wonorejo, Kejayan, Rejoso Gondangwetan, Grati, Kraton, Bangil, dan Pasrepan. Sedangkan tiga kecamatan di Kota Pasuruan adalah Bugul Kidul, Purworejo, dan Gading.

Banjir di Kabupaten Pasuruan terjadi akibat meluapnya Kali Welang dan Rejoso. Adapun banjir yang terjadi di Kota Pasuruan akibat meluapnya Kali Gembong. "Hujan turun dengan deras dua hari berturut-turut. Sungai tak mampu menampung air dari arah Pegunungan Arjuno yang berada di selatan Kota Pasuruan," kata Wakil Bupati Pasuruan, Muzammil Syafi'i.

Kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Bugul Kidul. Daerah pemukiman penduduk yang berada di daerah aliran sungai Gembong terendam air hingga dua meter. Bahkan di beberapa daerah yang lokasinya lebih rendah dari jalanan, air merendam hingga ketinggian tiga meter.

Air mulai menggenangi rumah-rumah penduduk di wilayah Kabupaten Pasuruan bagian selatan, seperti Purwosari, Wonorejo, Kejayan dan sekitar jam 18.00. Air kemudian masuk ke Kota Pasuruan jam 20.00 WIB. Untuk menghindari adanya korban, PLN mematikan arus listrik di wilayah Kota Pasuruan mulai jam 19.30. Aliran listrik mulai dihidupkan kembali di sejumlah wilayah di Kota Pasuruan pada pukul 10.30. Saat ini, di semua lokasi yang terendam banjir, air sudah surut.

   
Penyempitan badan sungai akibat desakan pertambahan jumlah penduduk, menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang di wilayah Kecamatan Banjaran Kab Bandung. Bupati Bandung Obar Sobarna mengimbau masyarakat untuk mengubah perilaku dalam melakukan pembagunan fisik di sekitar sungai agar banjir bandang tidak terulang kembali. Ketegasan kepala desa dalam penegakan aturan tata ruang di daerahnya juga diharapkan menjadi salah satu upaya pencegahan.
Bupati saat Meninjau bersama Kapolres Bandung AKBP Ahmad Dofiri dan Kasdim 0609 Mayor Inf Syahrinal, mengungkapkan, bahwa badan sungai semakin menyempit. Banyak rumah didirikan langsung berbatasan dengan badan sungai tanpa tanpa bantaran,  Sungai Citalutug yang menjadi penyebab banjir bandang beberapa hari lalu juga mengalami kondisi serupa.
Bupati Bandung cukup prihatin dengan peristiwa banjir bandang yang terjadi hingga tiga kali selama tahun ini di Kec. Banjaran. Perilaku masyarakat yang membangun rumah sembarangan hingga memakan badan sungai adalah salah satu penyebabnya. Namun, ia mengajak untuk tidak saling menyalahkan. Selain kepadatan penduduk di sekitar Banjaran, kritisnya wilayah hulu sungai juga menjadi salah satu penyebabnya.
Sejumlah warga di sekitar Kp. Muara Desa Banjaran Wetan Kec. Banjaran dikumpulkan bupati dalam peninjauan secara mendadak itu. Ia mengajak masyarakat bergotong-royong memperbaiki lingkungan sekitarnya. Masyarakat antusias menyambut ajakan bupati karena merasa tak tahan dengan banjir bandang yang kerap terjadi saat hujan deras. Untuk meringankan beban korban banjir bandang, bupati menyerahkan bantuan 600 sweeper, lisol, serta kaporit.
Diberitakan sebelumnya, 644 rumah di Desa Banjaran Wetan, Banjaran, dan Tarajusari tergenang banjir bandang akibat luapan Sungai Citalutug. Kejadian itu merupakan ulangan peristiwa Maret lalu. Saat itu, Sungai Cisangkuy meluap dan menggenangi ratusan rumah lainnya di Desa Kamasan Kec. Banjaran.
Bupati Bandung juga menjewer sejumlah kepala desa (kades) dalam pertemuan di rumah dinas Camat Banjaran sebelum melakukan peninjauan ke lapangan. Seorang kades yang meminta pendapat Bupati tentang sikap kades dalam memberikan imbauan kepada warga yang membangun di sekitar badan sungai, dijawab Bupati dengan nada tinggi.
Bupati Bandung berkata, Setiap kades termasuk BPD (badan permusyawaratan desa) harus berani menegakkan aturan di wilayahnya tanpa harus bergantung pada dinas atau bupati. Kalau ada rumah yang dibangun terlalu menjorok ke badan sungai, kades harus langsung menegur, tanpa harus menunggu saran dari Bupati.
Salah seorang anggota BPD Banjaran, Fuad Muhammad (44), membenarkan, badan Sungai Cibanjaran maupun Sungai Citalutug yang sering menjadi penyebab banjir bandang telah mengalami penyempitan. Saat ini, lebar badan sungai sekitar dua meter, padahal beberapa tahun silam mencapai lima meter ditambah bantaran yang cukup lebar. Pertumbuhan masyarakat dianggap menjadi salah satu penyebab penyempitan itu seiring dengan perkembangan kota Banjaran
Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Kamis, 13 Desember 2007
Cegah Pendangkalan, Keruk Sungai dan Got 
sungguh diperlukan satu manajemen drainase yang bagus, jangan sampai terkesan amburadul. Karena sesungguhnya yang memiliki kewajiban untuk menjaga lepas dari banjir adalah masyarakat agar perhatian terhadap kebersihan. Semisal yang paling sederhana adalah masyarakat sadar untuk membuang sampah pada tempatnya, jangan sampai membuang sampah di sungai karena akan menimbulkan pendangkalan, penyumbatan yang tentu akan berakibat banjir.
Segera Realisir Kolam Induk SEBUTIR SOLUSI CEGAH BANJIR Oleh arixs
Senin, 19-January-2009, 15:10:42

Sampaikan Kisah ini kepada Temanmu
Versi Cetak


desain dan pengerjaan fisik jalan terbukti cenderung mengabaikan saluran atau kanal air buangan menuju laut jika musim hujan. Badan jalan jelas menghalangi aliran air dari kawasan pemukiman yang makin padatJangan heran jika terjadi banjir hebat seperti sekarang

Sungai yang semula menjadi kanal pembuangan air mmenuju ke laut sekitar Pulau Serangan dicontohkan tak lagi bisa berfungsi maksimal. Ini disebabkan sungai banyak ditumpuki sampah. Kanal pembuangan dari kawasan pemukiman pun makin sempit.

”Jika tinggi volume saat musim hujan otomatis air akan meluap ke permukaan dan menggenangi kawasan pemukiman karena sulitnya aliran pembuangan ke laut,” katanya.

Kolam induk ini diharapkan dapat berfungsi menampung sekaligus menjaga normalitas volume air ketika musim hujan. Air yang ditampung pun dapat menjadi sumber air cadangan saat musim kemarau. ”Idealnya dibangun di empat kecamatan yang ada di wilayah Kota Denpasar,” katanya.

”Aliran air bisa datang dari arah berlawanan sehingga terjadi pusaran keras. Akibatnya, penutup pintu gorong-gorong di permukaan badan jalan mengangang dan menjadi salah satu sumber genangan air yang parah,” jelas alumnus Jurusan Arsitektur Fakultas Tehnik Unud ini.

Sampah ke Sungai
kebiasaan masyarakat menganggap sungai merupakan areal nista mandala yang umum disebut teba (halaman belakang rumah) mesti dibalik.

”Sungai seharusnya menjadi areal yang bersih dan asri sehingga pantas dijadikan halaman depan,” tandasnya.
Kebiasaan menjadikan sungai sebagai teba membuat sungai ini kumuh dan menjadi tempat pembuangan sampah. “Kebiasaan membuang sampah ke sungai mesti ditinggalkan, karena menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir,” tegas Sudibya.

Selama ini masyarakat beranggapan jumlah sampah yang dibuang ke sungai terbilang kecil sehingga akan hanyut. Namun, jika banyak yang melakukannya dipastikan jumlah sampah yang dihanyutkan semakin banyak. Saluran air akan makin sempit dan dangkal sehingga tersumbat sampah sedikit saja, air akan meluap.

Kesadaran warga Kota Denpasar membuang sampah sembarangan memang diakui masih mencolok. ”Sampah rumah tangga yang isinya plastik, limbah dapur kerap dibuang ke selokan. Ini kebanyakan dilakukan sementara kaum ibu rumah tangga,” ujar Didik Purwati.

Sikap warga semacam itu dinilai jelas ikut menyumbang menumpuknya sampah di selokan. Memang itu tidak terasa ketika musim kering. Namun, saat musim hujan datang otomatis aliran air sulit bergerak lancar menuju ke hilir. ”Airnya tersumbat sampah sich,” kata ibu rumah tangga yang aktif di asosiasi pengembangan hortikultura ini.

Penyuluhan melalui banjar untuk membangkitkan kesadaran warga amat penting. Warga harus terus-menerus disadarkan agar tak sembarang membuang sampah. ”Perlu ada aturan yang disertai sanksi tegas untuk pelanggarnya,” harap istri

Lubang Biopori Cara Mudah Atasi Banjir - Kompas 16 Februari 2008

Banjir seolah telah menjadi pemandangan rutin di Jakarta. Setiap kali hujan mengguyur, sejumlah lokasi dan pemukiman penduduk di kota Jakarta sudah bisa diprediksi akan muncul genangan-genangan air.

Hal tersebut tidak lepas dari semakin minimnya daerah resapan air akibat alih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Sebagian besar tanah di Jakarta telah tertutup oleh beton. Tidak ada lagi celah bagi air hujan diserap oleh tanah, sementara sungai yang menjadi satu-satunya tempat pembuangan air juga tidak mampu menampung air hujan.

Makin sempitnya permukaan resapan di wilayah perkotaan perlu ditanggulangi dengan memperluas permukaan peresapan vertikal ke dalam tanah. Salah satunya teknologi lubang resapan biopori (LRB) yang diperkenalkan Kamir R. Brata, Staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor.

Selain mudah dibuat, LRB merupakan teknologi tepat guna yang ongkos pembuatannya murah. Setiap orang mungkin bisa membuatnya. Pada dasarnya, lubang biopori merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang.

Lubang resapan biopori ini menurut Kamir jauh lebih efektif dan efisien daripada membangun sebuah sumur resapan karena diameter lubang yang kecil akan mengurangi beban resapan, sehingga, laju peresapan air dapat dipertahankan. Pembuatannya lubang resapan biopori cukup sederhana, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alatnyapun tergolong sederhana berupa bor hasil modifikasi Kamir R. Brata.

Lubang resapan biopori merupakan lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 centimeter , dengan kedalaman sekitar 100 centimeter atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang tersebut kemudian diisi oleh sampah organik agar terbentuk biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut karena proses pelapukan.

Jumlah lubang resapan biopori juga tidak memakan lahan yang cukup luas menurut Kamir untuk daerah dengan intensitas hujan tinggi dan laju peresapan air sekitar 3 liter/menit maka setiap 100 meter persegi luas tanah, lubang biopori yang dibutuhkan sekitar 28 lubang. Jarak antarlubang perlu diperhatikan, minimal setiap lubang diberi jarak 30 cm. Agar lubang tidak rusak, bagian bibirnya diperkuat dengan semen.

Biaya pembuatan lubang resapan biopori ini juga relatif murah. Bor tanah untuk membuat lubang biopori hanya dibanderol Rp175.000 - Rp200.000. Biaya tersebut bisa berkurang bila 1 bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang. Mau mencoba dengan alat kreasi sendiri? Silakan saja.

Cegah Banjir dari Meninggikan Lahan Hingga Bangun Danau

Posted on Februari 16, 2009. Filed under: properti |
Masalah banjir cenderung sensitif bagi calon konsumen, sehingga tidak heran banyak pengembang yang menjadi isu bebas banjir sebagai selling point proyeknya. Sebab dampak negative yang ditimbulkan banjir cukup besar, menenggelamkan rumah kesayangan, dan harta benda. Serta memutuskan akses transportasi yang membuat terganggunya perputaran roda ekonomi negeri ini.
Begitu banyaknya daerah-daerah baru yang terkena banjir, membuat calon pembeli properti dan rumah di kawasan penyangga ataupun Jakarta kebingungan memilih lokasi yang aman dari banjir. Tidak sedikit yang menunda rencana membeli rumah baru sambil menunggu dan mencari informasi kawasan yang benar-benar aman.
Menurut Presiden Direktur PT Keppel Land, Lim Seng Bin, Jakarta Garden City (JGC) memiliki ketinggian permukaan tanah lima hingga tujuh meter dipermukaan laut.
Ketinggian itu juga melebihi ketinggian rata-rata lokasi di Jakarta. Sehingga kawasan hunian akan terhindar dari banjir. “Memungkinkan pembuangan limpahan air berlangsung alami tanpa perlu dipompa,” tuturnya.
Berkat rancangan system drainase terpadu dan pembangunan saluran disepanjang batas terluar projek. Warga sekeliling JGC juga akan ikut menikmati terhindar dari banjir. Karena limpahan air dari perumahan warga di sekeliling JGC bisa ikut mengalir dan tersalur menjadi lebih lancar.
Dia menjelaskan, lokasi JGC berada di tengah jaringan drainase utama, yakni Cakung Drain disebelah barat. Kanal irigasi di selatan. Cakung remaja drain di utara dan banjir kanal timur. Jaringan saluran air JGC dirancang terhubung dengan drainase utama tersebut dalam upaya mewujudkan system terpadu kendali banjir yang andal.
Saat ini, tata kelola air di kawasan yang berlokasi 10 menit dari kelapa gading ini telah berfungsi. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan situ Rorotan. Sebuah kawasan danau alami di bagian utara JGC. Kedepannya danau tersebut akan dikeruk dan diperdalam sehingga mampu menampung limpahan air hujan. Baik berasal dari dalam maupun lingkungan sekeliling JGC.
Selain itu, tambah dia, saat terkepung banjir sekalipun. Penghuni tidak perlu khawatir akan terisolasi. Akses langsung dari dan ke tol luar lingkar luar Cakung-Cilincing yang terdapat di sebelah barat JGC, tetap memungkinkan penghuni menjangkau berbagai wilayah lain di manapun di Jakarta.
Staf Manager Perumahan Permata Metropolitan Andi Somantara, mengatakan, beberapa tahun lalu Permata Metropolitan sempat terkena dampak meluapnya saluran alami yang letaknya persis di samping perumahan Permata Metropolitan. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena pengembang memutuskan untuk ‘mengatur’ saluran alami yang memiliki lebar lima meter itu. ”Kami membangun tanggul untuk mengelola air di saluran alami tersebut,” terangnya.
Agar air yang terdapat di saluran alami bisa terus dikontrol, setiap kali memasuki musim penghujan pengembang selalu melakukan normalisasi aliran air. Mulai dari membersihkan saluran air dari sampah hingga mengeruk di saluran alami agar menjadi lebih dalam. Dengan begitu, debit air yang bisa ditampung menjadi semakin dalam.
Kendati begitu, pihaknya juga telah memiliki scenario bila ternyata air di saluran alami itu tetap meluap ke dalam kawasan hunian. Diantaranya adalah dengan menaruh karung yang berisi pasir disepanjang aliran saluran alami yang melintasi kawasan hunian. Tidak cukup dengan itu, pompa air akan langsung dipergunakan untuk menyedot air keluar kawasan hunian.
Dia mengaku saluran alami tersebut merupakan potensi alam yang bisa meningkatkan nilai tambah kawasan huniannya. Karena itulah, sejak dini pihaknya terus memperbaiki daerah aliran saluran alami tersebut. ”Disekitar aliran kami menanam pohon. Karena bukan mustahil tempat itu akan kami jadikan pusat rekreasi air di Bekasi,” paparnya.
Corporate Communications Senior Manager PT Bumi Serpong Damai (BSD) Idham Muchlis, mengatakan kendati BSD belum pernah terkena banjir, namun pihaknya tetap mengambil berbagai langkah antisipatif. Misalkan saja dalam tahap pertama pengembangan BSD (1500 ha) telah dibangun 11 danau buatan seluas 23 ha yang tersebar di beberapa lokasi.
Danau buatan itu berguna untuk parkir air sekaligus menambah keindahan kota. Selain itu, ada dua taman kota dengan luas dua hektar dan 9,5 ha. BSD juga tengah menyiapkan Green Belt di sepanjang Sungai Cisadane dengan lebar 50mx7,5 km. ”Itu belum termasuk taman-taman lingkungan di setiap blok perumahan di BSD. satu blok satu taman dengan luas antara 5000 m2 hingga 10.000m2,” paparnya.
Manager Corporate Public Relation Lippo Cikarang Ria Rohana Sormin, menjelaskan perencanaan Lippo Cikarang yang ‘matang’ dan cermat dalam membangun sebuah kawasan, membuat perumahan Lippo Cikarang tidak terkena banjir. Ketinggian atau elevasi infrastruktur di perumahan maupun industri terhadap tinggi permukaan air di sungai sudah diperhitungkan aman terhadap banjir.
Faktor environment juga memiliki peran besar dalam hal ini. Kawasan yang bersih, tertata dengan baik, ruang terbuka hijau yang cukup akan menghindarkan dari malapetaka ‘banjir’. Lippo Cikarang mengusung konsep “Green” dalam pembangunan kawasan. Green yang konotasinya adalah hijau dan bersih, rapi dan tertata sehingga tercipta harmoni dengan lingkungan.
Dia mengatakan, kawasan perumahannya memahami persoalan terhadap lingkungan dengan tindakan. Kebersihan bukan sesuatu yang sulit namun perlu kepedulian untuk menghindari petaka yang berkepanjangan. Sampah yang dikelola dengan baik tidak akan menyumbat atau bikin mampet, dengan demikian air dapat mengalir lancar ke sungai.
Juga adanya ruang terbuka hijau seperti taman dan pohon yang cukup sangat membantu penyerapan air. Di Lippo Cikarang hal ini ditangani oleh City Management Division.
Membangun situ, sumur atau danau buatan adalah langkah bijak yang bisa diambil untuk mengantisipasi apabila terjadi curah hujan tinggi dan lama sehingga cukup ruang untuk menampung air.
Senior Corporate Communication Manager PT Alam Sutera Realty Liza Djohan menambahkan, pembangunan kawasan di Alam Sutera dilakukan dengan menerapkan ecological planning method (EPM), sebuah metode penataan kawasan yang berbasis lingkungan.
Metode ini benar-benar dijalankan pihaknya sejak awal mula Alam Sutera dikembangkan pada awal 1994. Melalui proses pemetaan terhadap faktor alam (natural factor) dan faktor perencanaan (planning factor). Faktor alam meliputi topography, hidrology, kandungan tanah, akses, land use planning, sosiodemography, dan masih banyak lagi. Hasil dari proses pemetaan tersebut digabungkan sehingga membentuk suatu zoning plan yang kemudian dipergunakan gunakan sebagai dasar pembuatan master plan di Alam Sutera.
Dengan proses yang telah dilakukan tersebut, pada akhirnya kawasan Alam Sutera menjadi kawasan yang sustainable dan keseimbangan alam dapat tercapai, sehingga terciptalah konsep hunian yang ada seperti hari ini, yakni konsep hunian yang nyaman, asri, dan memiliki lingkungan yang sehat.
Alam Sutera sudah mempersiapkan diri dengan pembuatan saluran-saluran air dengan memperhitungkan debit dan kecepatan air, serta daerah asal pengiriman air. Hal lain yang juga turut berperan penting dalam ‘pencegahan’ banjir tersebut adalah penanaman dan perawatan ribuan pohon di kawasan Alam Sutera. Serta mempergunakan telaga yang terdapat di Alam Sutera sebagai water reservoir.
Dia menjelaskan keberadaan pohon dapat menampung air sekitar 10% dari total bobot pohon itu sendiri. Sementara itu, water reservoir atau penampungan air berfungsi untuk menerima sebagian curahan air sebelum kemudian mengalirkannya ke danau berikutnya. ”Hal ini dimaksudkan agar keseimbangan iklim di kawasan dapat terjaga dengan baik,” tuturnya. (Seputar Indonesia)

    Penyempitan badan sungai akibat desakan pertambahan jumlah penduduk, menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang di wilayah Kecamatan Banjaran Kab Bandung. Bupati Bandung Obar Sobarna mengimbau masyarakat untuk mengubah perilaku dalam melakukan pembagunan fisik di sekitar sungai agar banjir bandang tidak terulang kembali. Ketegasan kepala desa dalam penegakan aturan tata ruang di daerahnya juga diharapkan menjadi salah satu upaya pencegahan.
Bupati saat Meninjau bersama Kapolres Bandung AKBP Ahmad Dofiri dan Kasdim 0609 Mayor Inf Syahrinal, mengungkapkan, bahwa badan sungai semakin menyempit. Banyak rumah didirikan langsung berbatasan dengan badan sungai tanpa tanpa bantaran,  Sungai Citalutug yang menjadi penyebab banjir bandang beberapa hari lalu juga mengalami kondisi serupa.
Bupati Bandung cukup prihatin dengan peristiwa banjir bandang yang terjadi hingga tiga kali selama tahun ini di Kec. Banjaran. Perilaku masyarakat yang membangun rumah sembarangan hingga memakan badan sungai adalah salah satu penyebabnya. Namun, ia mengajak untuk tidak saling menyalahkan. Selain kepadatan penduduk di sekitar Banjaran, kritisnya wilayah hulu sungai juga menjadi salah satu penyebabnya.
Sejumlah warga di sekitar Kp. Muara Desa Banjaran Wetan Kec. Banjaran dikumpulkan bupati dalam peninjauan secara mendadak itu. Ia mengajak masyarakat bergotong-royong memperbaiki lingkungan sekitarnya. Masyarakat antusias menyambut ajakan bupati karena merasa tak tahan dengan banjir bandang yang kerap terjadi saat hujan deras. Untuk meringankan beban korban banjir bandang, bupati menyerahkan bantuan 600 sweeper, lisol, serta kaporit.
Diberitakan sebelumnya, 644 rumah di Desa Banjaran Wetan, Banjaran, dan Tarajusari tergenang banjir bandang akibat luapan Sungai Citalutug. Kejadian itu merupakan ulangan peristiwa Maret lalu. Saat itu, Sungai Cisangkuy meluap dan menggenangi ratusan rumah lainnya di Desa Kamasan Kec. Banjaran.
Bupati Bandung juga menjewer sejumlah kepala desa (kades) dalam pertemuan di rumah dinas Camat Banjaran sebelum melakukan peninjauan ke lapangan. Seorang kades yang meminta pendapat Bupati tentang sikap kades dalam memberikan imbauan kepada warga yang membangun di sekitar badan sungai, dijawab Bupati dengan nada tinggi.
Bupati Bandung berkata, Setiap kades termasuk BPD (badan permusyawaratan desa) harus berani menegakkan aturan di wilayahnya tanpa harus bergantung pada dinas atau bupati. Kalau ada rumah yang dibangun terlalu menjorok ke badan sungai, kades harus langsung menegur, tanpa harus menunggu saran dari Bupati.
Salah seorang anggota BPD Banjaran, Fuad Muhammad (44), membenarkan, badan Sungai Cibanjaran maupun Sungai Citalutug yang sering menjadi penyebab banjir bandang telah mengalami penyempitan. Saat ini, lebar badan sungai sekitar dua meter, padahal beberapa tahun silam mencapai lima meter ditambah bantaran yang cukup lebar. Pertumbuhan masyarakat dianggap menjadi salah satu penyebab penyempitan itu seiring dengan perkembangan kota Banjaran
Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Kamis, 13 Desember 2007 

[proletar] Cegah Muntaber Cukup dengan Lingkungan Sehat + Bubur Tempe, Oralit, Teh Pahit untuk Cegah Muntaber

Ambon
Tue, 28 Jun 2005 15:36:39 -0700

MEDIA INDONESIA
Rabu, 29 Juni 2005
 
 
 
Cegah Muntaber Cukup dengan Lingkungan Sehat
 
 
SETIAP tahun penyakit muntaber agaknya menjadi kejadian tak terelakkan di 
Indonesia. Juni ini wabah muntaber menyerang Kabupaten Tangerang. Puluhan nyawa 
melayang dan ratusan penderita dirawat di puskesmas dan RS. Menko Kesra Alwi 
Shihab pun menyatakan wabah itu sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dan 
Pemerintah Kabupaten Tangerang menetapkan wilayah Pantai Utara Tangerang 
endemik muntaber.
 
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3L) 
Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun, wabah muntaber sangat erat kaitannya 
dengan belum membudayanya gaya hidup sehat dan bersih di masyarakat.
 
''Hal itulah yang menyebabkan kejadian wabah muntaber selalu berulang,'' kata 
Nyoman.
 
Menurut dia, faktor 5F terkait erat dengan munculnya muntaber. Yang dimaksud 
Nyoman dengan 5F yakni feses (tinja manusia mengandung kuman penyebab 
muntaber), finger (jari-jari tangan tidak dicuci bersih saat makan), flies 
(lalat penyebar kuman dari feses ke banyak tempat, fluid (air tercemar kuman), 
dan field (tanah/lingkungan yang tercemar kuman).
 
Buang air besar (BAB) di sungai, lanjut Nyoman, bisa menyebarkan kuman penyebab 
muntaber. Apalagi jika sungai digunakan untuk mencuci bahan serta alat makan, 
dengan mudah kuman masuk ke sistem pencernaan. Saat banjir, air sungai bisa 
mencemari sumur yang tidak memiliki bibir sumur atau dasarnya tidak dilapisi 
semen.
 
''Semua pengetahuan tersebut harus disebarluaskan dan dimengerti masyarakat 
luas, agar mereka sadar bisa melakukan tindakan pencegahan.''
 
Selain kesadaran, lanjutnya, diperlukan juga ketersediaan sarana dan prasarana 
yang mendukung upaya pencegahan tersebut. Misalnya, jamban dan sumur sesuai 
standar kesehatan. Dalam hal ini, menurut Nyoman, Depkes sudah melakukan 
usaha-usaha semaksimal mungkin, sesuai dengan kapasitasnya yakni membuat 
panduan (guidelines) standar hidup bersih dan sehat.
 
Namun untuk penerapan di lapangan, Depkes tidak bisa bekerja sendirian. 
Pasalnya, usaha pencegahan tersebut berkaitan dengan usaha mengubah gaya hidup 
suatu masyarakat. ''Orang bilang, memindahkan gunung itu sulit, namun mengubah 
perilaku hidup orang akan lebih sulit lagi,'' ungkap Nyoman.
 
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan kerja sama lintas sektoral dari seluruh pihak 
dan di seluruh tingkatan, mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, 
kelurahan, hingga RT/RW. ''Dalam hal ini, boleh dikatakan, semua departemen 
harus terlibat sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Jadi harus dimengerti, 
masalah ini tanggung jawab bersama semua pihak. Jangan setiap kali ada orang 
sakit semua menyalahkan Depkes,'' ujar Nyoman.
 
Nyoman mencontohkan perlunya keterlibatan Departemen Pendidikan bisa 
meningkatkan pengetahuan tentang budaya hidup bersih dan sehat melalui sekolah, 
Departemen Agama dengan upaya implementasi hadis 'kebersihan sebagian dari 
iman', Dinas Pekerjaan Umum bisa mengadakan proyek pembangunan jamban dan sumur 
sehat, Departemen Dalam Negeri bisa mengusahakan kegiatan swadaya masyarakat, 
seperti PKK dan posyandu bisa berjalan.
 
''Kami dari Depkes menyiapkan guidelines standar hidup bersih dan sehat, 
membangun proyek percontohan yang dimanfaatkan dan dikembangkan masyarakat,'' 
imbuh Nyoman.
 
Banyak minum
Sementara itu, spesialis gizi dr Ekky M Rahardja mengatakan ada beberapa jenis 
makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita muntaber sehubungan dengan 
kondisi dinding ususnya (epitel) yang mengalami kerusakan. Makanan tersebut, 
antara lain yang bertekstur kasar (keras), berbumbu kuat (misalnya pedas), 
serta berserat tinggi.
 
''Makanan bertekstur kasar harus dihindari karena bisa memperparah kerusakan 
dinding usus penderita muntaber. Sedangkan makanan berbumbu kuat bisa 
merangsang gerak peristaltik usus yang selanjutnya merangsang penderita untuk 
BAB.''
 
Demikian juga makanan berserat tinggi, kata Ekky, bisa merangsang refleks 
defekasi (perasaan ingin BAB). Pemberian cairan sebanyak-banyaknya harus 
dilakukan untuk mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang hilang bersamaan 
dengan keluarnya cairan saat penderita muntaber. Jika masih memungkinkan, 
katanya, cairan diberikan melalui mulut (minuman). ''Minuman apa saja, terutama 
oralit atau larutan gula garam untuk menormalkan keseimbangan elektrolitnya,'' 
ungkap staf pengajar bagian Gizi Medik Fakultas Kedokteran, Universitas 
Tarumanagara, Jakarta.
 
Jika pemberian cairan melalui mulut tidak memungkinkan, lanjut Ekky, cairan 
diberikan melalui infus, biasanya berupa dextrose dan NaCl. Jika kondisi kritis 
sudah terlampaui, barulah pemberian makanan bisa dilakukan secara bertahap 
mulai dari makanan cair, lunak dan lumat. Dosis pemberian disesuaikan dengan 
kebutuhan gizi dan toleransi penderita. (Nik/H-1)
++++
 
 
Bubur Tempe, Oralit, Teh Pahit untuk Cegah Muntaber
 
 
SEBETULNYA mencegah terjadinya muntaber sangatlah mudah. Selain menjaga 
kebersihan diri, biasakan pula cuci tangan dengan sabun sebelum makan. Dan yang 
penting setiap rumah memiliki sarana sanitasi memenuhi persyaratan.
 
Namun adakalanya penanganan muntaber terlambat sehingga banyak anak meninggal 
saat dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan. Nuri Andarwulan, ahli 
gizi dari Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology Center 
(Seafast Center) Institut Pertanian Bogor (IPB) menuturkan ada beberapa nutrisi 
yang bisa menyembuhkan muntaber, di antaranya oralit, teh, ekstrak daun jambu, 
dan bubur tempe.
 
Oralit
 
Oralit bertujuan menyeimbangkan cairan di dalam tubuh. ''Sebab bila tubuh 
kekurangan cairan akibat dari dehidrasi ini, maka sel-sel tubuh secara 
keseluruhan akan rusak. Sel-sel yang rusak tidak hanya di pencernaan, tetapi 
sampai ke jantung, otak, kulit, dan semuanya. Karena itu, bila tidak diatasi 
segera pasien muntaber bisa tidak sadarkan diri dan meninggal dunia.''
 
Menurut Nuri, susu bisa juga dijadikan pengganti cairan. Namun tidak semua 
orang cocok. Sebab, ada sebagian orang yang mengalami lactosa intolerance dan 
ada pula enzim di dalam tubuh yang tidak sanggup memecah lemak tinggi dari 
susu. ''Apabila ada orang alergi susu, maka ketika mengalami diare jelas hal 
itu tidak ada manfaatnya. Akibatnya, diare semakin parah.''
 
Itulah sebabnya, lanjutnya, banyak kejadian para balita justru mengalami diare 
semakin parah ketika diberi susu. Sebab, pada balita, produksi enzim lipase 
yang berfungsi memecah lemak tinggi di dalam susu belum mencukupi. Karena itu 
diarenya makin parah apabila anak diberi susu full cream.
 
Teh pahit dan ekstrak daun jambu
 
Lebih lanjut, Nuri mengatakan untuk memampatkan tinja bisa dengan minum teh 
pahit atau ekstrak daun jambu. ''Ini pengalaman nenek moyang yang sudah 
dibuktikan secara empiris maupun klinis. Sebab teh dan ekstrak daun jambu 
mengandung tanin.''
 
Di dalam tanin, jelas Nuri, terdapat kandungan antibakteri dan antitoksin. Oleh 
sebab itu, orang yang telah mengetahui ada gejala diare, biasanya langsung 
minum teh pahit. Ini mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.''
 
Sedangkan pembuatan ekstrak daun jambu juga cukup mudah, yakni cuci daun jambu 
biji yang masih muda kemudian direbus dan minum hangat-hangat.
 
Bubur tempe
 
Pada pascadiare, pasien memerlukan nutrisi yang cukup agar tubuh kembali sehat 
dan bugar. Nutrisi terbaik untuk memulihkan kesehatan pasien muntaber dengan 
pemberian bubur tempe. ''Memang orang yang baru sembuh dari sakit diare tidak 
bisa diberi makanan kasar, karena dinding usus masih dalam tahap pemulihan. 
Maka makanan yang lembut sangat bermanfaat untuk memulihkan kondisi tubuh.''
 
Tempe berdasarkan hasil penelitian Puslitbang Gizi dan Pangan IPB, kata Nuri, 
sangat berfaedah bagi penderita muntaber yang membutuhkan nutrisi mudah 
diserap. Caranya, tempe diolah menjadi bubur, seperti halnya bubur bayi. 
''Bubur tempe ini sebetulnya telah diproduksi oleh Puslitbang Gizi dan Pangan 
IPB namun belum begitu memasyarakat.''
 
Mengapa tempe? Menurut Nuri, tempe merupakan produk fermentasi kedelai yang 
disebut kapang. Mayoritas kapang ini merupakan golongan rhisopus oligosphorus.
 
''Kapang berfungsi memecah protein, karbohidrat, dan lemak di dalam kedelai 
menjadi senyawa yang lebih sederhana dan menghasilkan protein lebih tinggi.''
 
Selain itu, lanjut Nuri, kedelai juga menghasilkan vitamin B12 dan mineral 
tinggi sehingga mudah diserap usus. Dan tempe telah terbukti mampu mereduksi 
bakteri jahat di dalam diare. ''Jadi, tempe telah mengandung gizi lengkap, 
yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.''
 
Nuri mengatakan Puslitbang Gizi dan Pangan IPB sebetulnya telah memproduksi 
bubur instan tempe. Namun masyarakat bisa membuatnya sendiri dengan cara 
mengukus tempe kemudian diulek sampai lembut. Untuk membuat bubur sama dengan 
membuat bubur nasi. Tempe dicampur dengan air atau air kaldu dan diberi garam 
secukupnya agar rasa bubur tempe enak. (Nda/H-1)


 Tips
Cara Cerdas Atasi Banjir


Jakarta-Mengemudi di saat hujan sangat tidak enak sebab pemandangan menjadi terganggu dan terancam kemungkinan mogok. Sebaiknya berhati-hati karena hujan yang turun akhir-akhir lumayan tinggi intensitasnya. Tapi hujan bukan sesuatu yang harus dihindari sehingga pengendara harus berhenti menunggu sampai reda.
Asalkan kita (mobil) siap menghadapi genangan air atau banjir sekalipun, hujan tidak masalah. Yang perlu diingat adalah kendaraan kita bukanlah mobil amfibi yang sanggup menerjang genangan air setinggi apapun. Tetapi kita juga tak perlu takut jika terpaksa melewati genangan air sampai sebatas lutut orang dewasa. Di bawah ini beberapa kiat mengemudi yang dirangkum dari berbagai sumber untuk menghadapi hujan.
Apabila perangkat rem kendaraan masih menggunakan sistem tromol, selepas banjir, jangan lupa menginjak pedal rem berulang-ulang agar rem tromol kembali kering hingga tak mengurangi daya kerjanya. Sebab ketika kendaraan menerjang banjir, komponen rem tersebut adalah bagian yang terendam air. Kalau tromol rem itu basah maka daya kerjanya menjadi berkurang atau tidak ada sama sekali. Perangkat ini harush senantiasa dalam keadaan kering.
Perhatikan kabel busi dan distributor. Jangan sampai keduanya terkena air. Namun apabila kecipratan air juga, keringkan dengan cara mengelapnya. Yang harus dijaga, jangan sampai air masuk atau terhisap oleh intake manifold. Kalau ini terjadi maka mesin bisa jebol dan harus mengeluarkan banyak biaya untuk memperbaikinya.
Memang tak banyak pengemudi yang memperhatikan karet-karet penutup dek ini. Karet yang terpasang di bawah karpet itu berfungsi sebagai penghalang agar air tak membasahi lantai mobil, Tak ada salahnya memperhatikan kembali satu per satu. Kalau ada yang sudah rusak atau lepas, cepat-cepat diganti. Ini tampak sepele tapi kalau air sudah masuk ke kabin, kita dibuat repot.
Periksa kembali sistem kelistrikan di semua sudut kendaraan. Anda harus mengecek seluruh sambungan kabel yang terkelupas. Konektor yang longgar atau terbuka, cepat disolder kembali. Kalau sampai air yang merembes ke dalam kabin mengenai sambungan kabel tersebut, dapat menyebabkan timbulnya hubungan pendek (korsluiting) yang memutuskan sekring. Memeriksa sistem kelistrikan dapat dikerjakan sendiri di waktu luang.
Untuk melewati jalan yang tergenang air, memang kita harus yakin dan percaya diri. Masukkan gigi persneling ke posisi satu lalu tekan gas perlahan-lahan sampai jarum putaran mesin menunjuk angka 3.000 rpm. Jangan menginjak gas berulang-ulang. Hal itu hanya akan menyebabkan kipas mesin menyedot air dalam jumlah banyak. Kalau sampai kipas menyedot air, efeknya akan membahayakan bagi mesin.
Anda juga tak perlu khawatir jika saluran pembuangan (knalpot) kemasukkan air. Toh, kalau kita menghidupkan mesin, airnya akan menyemprot keluar terdorong oleh gas buang.

Terpaksa
Kalau kita terpaksa menerjang banjir karena tidak ada pilihan lagi maka perhatikan permukaan banjir. Apakah banjir hanya sampai menutupi permukaan ban, karena umumnya mobil menempatkan distributor, koil, busi lebih tinggi dari ban. Masuknya air ke bagian-bagian tersebut akan menyebabkan arus pendek sehingga membuat arus primer maupun sekunder bekerja tidak beraturan sehingga mobil bisa mogok.
Jika mogok di jalanan banjir, ikuti langkah berikut ini: starter mesin sampai 2 atau 3 kali. Jika tetap tidak bisa hidup jangan diteruskan. Berhentilah di tempat yang aman dan tunggu sampai hujan reda. Cari kertas koran atau lap kering. Buka kap mesin dan keringkan bagian distributor, koil, busi, kabel busi.
Cobalah starter hingga 2 atau 3 kali lagi. Jika tidak mau hidup juga, cabutlah kabel busi dan perhatikan apakah ada genangan air di sekitar busi. Bukalah tutup distributor, keringkan dengan beberapa batang korek api. Lalu cobalah hidupkan mesin lagi. Setelah hidup dan keluar dari jalanan banjir, cobalah rem beberapa kali sampai berfungsi kembali. Selanjutnya jangan lupa membawa mobil ke bengkel untuk pengecekan.
(berbagai sumber/sat)

 


Cegah Banjir dari Meninggikan Lahan Hingga Bangun Danau

Posted on Februari 16, 2009. Filed under: properti |
Masalah banjir cenderung sensitif bagi calon konsumen, sehingga tidak heran banyak pengembang yang menjadi isu bebas banjir sebagai selling point proyeknya. Sebab dampak negative yang ditimbulkan banjir cukup besar, menenggelamkan rumah kesayangan, dan harta benda. Serta memutuskan akses transportasi yang membuat terganggunya perputaran roda ekonomi negeri ini.
Begitu banyaknya daerah-daerah baru yang terkena banjir, membuat calon pembeli properti dan rumah di kawasan penyangga ataupun Jakarta kebingungan memilih lokasi yang aman dari banjir. Tidak sedikit yang menunda rencana membeli rumah baru sambil menunggu dan mencari informasi kawasan yang benar-benar aman.
Menurut Presiden Direktur PT Keppel Land, Lim Seng Bin, Jakarta Garden City (JGC) memiliki ketinggian permukaan tanah lima hingga tujuh meter dipermukaan laut.
Ketinggian itu juga melebihi ketinggian rata-rata lokasi di Jakarta. Sehingga kawasan hunian akan terhindar dari banjir. “Memungkinkan pembuangan limpahan air berlangsung alami tanpa perlu dipompa,” tuturnya.
Berkat rancangan system drainase terpadu dan pembangunan saluran disepanjang batas terluar projek. Warga sekeliling JGC juga akan ikut menikmati terhindar dari banjir. Karena limpahan air dari perumahan warga di sekeliling JGC bisa ikut mengalir dan tersalur menjadi lebih lancar.
Dia menjelaskan, lokasi JGC berada di tengah jaringan drainase utama, yakni Cakung Drain disebelah barat. Kanal irigasi di selatan. Cakung remaja drain di utara dan banjir kanal timur. Jaringan saluran air JGC dirancang terhubung dengan drainase utama tersebut dalam upaya mewujudkan system terpadu kendali banjir yang andal.
Saat ini, tata kelola air di kawasan yang berlokasi 10 menit dari kelapa gading ini telah berfungsi. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan situ Rorotan. Sebuah kawasan danau alami di bagian utara JGC. Kedepannya danau tersebut akan dikeruk dan diperdalam sehingga mampu menampung limpahan air hujan. Baik berasal dari dalam maupun lingkungan sekeliling JGC.
Selain itu, tambah dia, saat terkepung banjir sekalipun. Penghuni tidak perlu khawatir akan terisolasi. Akses langsung dari dan ke tol luar lingkar luar Cakung-Cilincing yang terdapat di sebelah barat JGC, tetap memungkinkan penghuni menjangkau berbagai wilayah lain di manapun di Jakarta.
Staf Manager Perumahan Permata Metropolitan Andi Somantara, mengatakan, beberapa tahun lalu Permata Metropolitan sempat terkena dampak meluapnya saluran alami yang letaknya persis di samping perumahan Permata Metropolitan. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena pengembang memutuskan untuk ‘mengatur’ saluran alami yang memiliki lebar lima meter itu. ”Kami membangun tanggul untuk mengelola air di saluran alami tersebut,” terangnya.
Agar air yang terdapat di saluran alami bisa terus dikontrol, setiap kali memasuki musim penghujan pengembang selalu melakukan normalisasi aliran air. Mulai dari membersihkan saluran air dari sampah hingga mengeruk di saluran alami agar menjadi lebih dalam. Dengan begitu, debit air yang bisa ditampung menjadi semakin dalam.
Kendati begitu, pihaknya juga telah memiliki scenario bila ternyata air di saluran alami itu tetap meluap ke dalam kawasan hunian. Diantaranya adalah dengan menaruh karung yang berisi pasir disepanjang aliran saluran alami yang melintasi kawasan hunian. Tidak cukup dengan itu, pompa air akan langsung dipergunakan untuk menyedot air keluar kawasan hunian.
Dia mengaku saluran alami tersebut merupakan potensi alam yang bisa meningkatkan nilai tambah kawasan huniannya. Karena itulah, sejak dini pihaknya terus memperbaiki daerah aliran saluran alami tersebut. ”Disekitar aliran kami menanam pohon. Karena bukan mustahil tempat itu akan kami jadikan pusat rekreasi air di Bekasi,” paparnya.
Corporate Communications Senior Manager PT Bumi Serpong Damai (BSD) Idham Muchlis, mengatakan kendati BSD belum pernah terkena banjir, namun pihaknya tetap mengambil berbagai langkah antisipatif. Misalkan saja dalam tahap pertama pengembangan BSD (1500 ha) telah dibangun 11 danau buatan seluas 23 ha yang tersebar di beberapa lokasi.
Danau buatan itu berguna untuk parkir air sekaligus menambah keindahan kota. Selain itu, ada dua taman kota dengan luas dua hektar dan 9,5 ha. BSD juga tengah menyiapkan Green Belt di sepanjang Sungai Cisadane dengan lebar 50mx7,5 km. ”Itu belum termasuk taman-taman lingkungan di setiap blok perumahan di BSD. satu blok satu taman dengan luas antara 5000 m2 hingga 10.000m2,” paparnya.
Manager Corporate Public Relation Lippo Cikarang Ria Rohana Sormin, menjelaskan perencanaan Lippo Cikarang yang ‘matang’ dan cermat dalam membangun sebuah kawasan, membuat perumahan Lippo Cikarang tidak terkena banjir. Ketinggian atau elevasi infrastruktur di perumahan maupun industri terhadap tinggi permukaan air di sungai sudah diperhitungkan aman terhadap banjir.
Faktor environment juga memiliki peran besar dalam hal ini. Kawasan yang bersih, tertata dengan baik, ruang terbuka hijau yang cukup akan menghindarkan dari malapetaka ‘banjir’. Lippo Cikarang mengusung konsep “Green” dalam pembangunan kawasan. Green yang konotasinya adalah hijau dan bersih, rapi dan tertata sehingga tercipta harmoni dengan lingkungan.
Dia mengatakan, kawasan perumahannya memahami persoalan terhadap lingkungan dengan tindakan. Kebersihan bukan sesuatu yang sulit namun perlu kepedulian untuk menghindari petaka yang berkepanjangan. Sampah yang dikelola dengan baik tidak akan menyumbat atau bikin mampet, dengan demikian air dapat mengalir lancar ke sungai.
Juga adanya ruang terbuka hijau seperti taman dan pohon yang cukup sangat membantu penyerapan air. Di Lippo Cikarang hal ini ditangani oleh City Management Division.
Membangun situ, sumur atau danau buatan adalah langkah bijak yang bisa diambil untuk mengantisipasi apabila terjadi curah hujan tinggi dan lama sehingga cukup ruang untuk menampung air.
Senior Corporate Communication Manager PT Alam Sutera Realty Liza Djohan menambahkan, pembangunan kawasan di Alam Sutera dilakukan dengan menerapkan ecological planning method (EPM), sebuah metode penataan kawasan yang berbasis lingkungan.
Metode ini benar-benar dijalankan pihaknya sejak awal mula Alam Sutera dikembangkan pada awal 1994. Melalui proses pemetaan terhadap faktor alam (natural factor) dan faktor perencanaan (planning factor). Faktor alam meliputi topography, hidrology, kandungan tanah, akses, land use planning, sosiodemography, dan masih banyak lagi. Hasil dari proses pemetaan tersebut digabungkan sehingga membentuk suatu zoning plan yang kemudian dipergunakan gunakan sebagai dasar pembuatan master plan di Alam Sutera.
Dengan proses yang telah dilakukan tersebut, pada akhirnya kawasan Alam Sutera menjadi kawasan yang sustainable dan keseimbangan alam dapat tercapai, sehingga terciptalah konsep hunian yang ada seperti hari ini, yakni konsep hunian yang nyaman, asri, dan memiliki lingkungan yang sehat.
Alam Sutera sudah mempersiapkan diri dengan pembuatan saluran-saluran air dengan memperhitungkan debit dan kecepatan air, serta daerah asal pengiriman air. Hal lain yang juga turut berperan penting dalam ‘pencegahan’ banjir tersebut adalah penanaman dan perawatan ribuan pohon di kawasan Alam Sutera. Serta mempergunakan telaga yang terdapat di Alam Sutera sebagai water reservoir.
Dia menjelaskan keberadaan pohon dapat menampung air sekitar 10% dari total bobot pohon itu sendiri. Sementara itu, water reservoir atau penampungan air berfungsi untuk menerima sebagian curahan air sebelum kemudian mengalirkannya ke danau berikutnya. ”Hal ini dimaksudkan agar keseimbangan iklim di kawasan dapat terjaga dengan baik,” tuturnya. (Seputar Indonesia)














Kamis, 13 Desember 2007
    Penyempitan badan sungai akibat desakan pertambahan jumlah penduduk, menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang di wilayah Kecamatan Banjaran Kab Bandung. Bupati Bandung Obar Sobarna mengimbau masyarakat untuk mengubah perilaku dalam melakukan pembagunan fisik di sekitar sungai agar banjir bandang tidak terulang kembali. Ketegasan kepala desa dalam penegakan aturan tata ruang di daerahnya juga diharapkan menjadi salah satu upaya pencegahan.
Bupati saat Meninjau bersama Kapolres Bandung AKBP Ahmad Dofiri dan Kasdim 0609 Mayor Inf Syahrinal, mengungkapkan, bahwa badan sungai semakin menyempit. Banyak rumah didirikan langsung berbatasan dengan badan sungai tanpa tanpa bantaran,  Sungai Citalutug yang menjadi penyebab banjir bandang beberapa hari lalu juga mengalami kondisi serupa.
Bupati Bandung cukup prihatin dengan peristiwa banjir bandang yang terjadi hingga tiga kali selama tahun ini di Kec. Banjaran. Perilaku masyarakat yang membangun rumah sembarangan hingga memakan badan sungai adalah salah satu penyebabnya. Namun, ia mengajak untuk tidak saling menyalahkan. Selain kepadatan penduduk di sekitar Banjaran, kritisnya wilayah hulu sungai juga menjadi salah satu penyebabnya.
Sejumlah warga di sekitar Kp. Muara Desa Banjaran Wetan Kec. Banjaran dikumpulkan bupati dalam peninjauan secara mendadak itu. Ia mengajak masyarakat bergotong-royong memperbaiki lingkungan sekitarnya. Masyarakat antusias menyambut ajakan bupati karena merasa tak tahan dengan banjir bandang yang kerap terjadi saat hujan deras. Untuk meringankan beban korban banjir bandang, bupati menyerahkan bantuan 600 sweeper, lisol, serta kaporit.
Diberitakan sebelumnya, 644 rumah di Desa Banjaran Wetan, Banjaran, dan Tarajusari tergenang banjir bandang akibat luapan Sungai Citalutug. Kejadian itu merupakan ulangan peristiwa Maret lalu. Saat itu, Sungai Cisangkuy meluap dan menggenangi ratusan rumah lainnya di Desa Kamasan Kec. Banjaran.
Bupati Bandung juga menjewer sejumlah kepala desa (kades) dalam pertemuan di rumah dinas Camat Banjaran sebelum melakukan peninjauan ke lapangan. Seorang kades yang meminta pendapat Bupati tentang sikap kades dalam memberikan imbauan kepada warga yang membangun di sekitar badan sungai, dijawab Bupati dengan nada tinggi.
Bupati Bandung berkata, Setiap kades termasuk BPD (badan permusyawaratan desa) harus berani menegakkan aturan di wilayahnya tanpa harus bergantung pada dinas atau bupati. Kalau ada rumah yang dibangun terlalu menjorok ke badan sungai, kades harus langsung menegur, tanpa harus menunggu saran dari Bupati.
Salah seorang anggota BPD Banjaran, Fuad Muhammad (44), membenarkan, badan Sungai Cibanjaran maupun Sungai Citalutug yang sering menjadi penyebab banjir bandang telah mengalami penyempitan. Saat ini, lebar badan sungai sekitar dua meter, padahal beberapa tahun silam mencapai lima meter ditambah bantaran yang cukup lebar. Pertumbuhan masyarakat dianggap menjadi salah satu penyebab penyempitan itu seiring dengan perkembangan kota Banjaran
Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Kamis, 13 Desember 2007 



SBY Kritik Banjir
Sutiyoso: Kalau Marah-Marah Tidak Selesai
Indra Subagja - detikNews

Kediri - Banjir melanda Jakarta. Presiden SBY melontarkan kritik kepada Pemprov DKI Jakarta terkait hilangnya resapan. Bagi Eks Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, banjir tidak dapat selesai dengan marah-marah.

"Kalau marah-marah tidak selesai," kata Sutiyoso di Kediri, Jawa Timur, Kamis (15/1/2009).

Menurutnya, persoalan banjir di Jakarta bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta semata.

"Daerah punya konsep menanggulangi banjir, dengan membangun banjir kanal timur dan lainnya. Tapi itu di hilir. Kalau di hulu tidak diatur ya tenggelam. Jakarta itu 40 persen di bawah permukaan laut dan ada 13 sungai mengalir ke Jakarta," papar dia.

Untuk itu, lanjut capres PIS, perlu dibangun situ-situ, tempat penampungan air antara lain di Sentul dan Ciawi agar di Jakarta tidak ada masalah.

"Jakarta itu kecil, makanya butuh pemerintah pusat. Dari dulu kan sudah saya tawarkan membangun konsep seperti megapolitan," ujar Sutiyoso.

Bukan hanya banjir, Sutiyoso mengatakan, persoalan lain membutuhkan kerjasama dari daerah lainnya dan pemerintah pusat.

"Juga persoalan urbanisasi dan kemacetan lalu lintas. Ada 650 ribu kendaraan setiap harinya masuk ke Jakarta," cetus Sutiyoso.(aan/nrl)





Menagih Janji Foke
Nusantara HK Mulkan
Banjir yang terjadi saat ini dianggap sebagai bukti bahwa pasangan Fauzi Bowo-Prijanto tidak menepati janji untuk menempatkan banjir sebagai agenda utama untuk diselesaikan.

INNChannels, Jakarta – Seolah menjadi tradisi, banjir kembali mengepung sejumlah kawasan di Jakarta usai diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Padahal, pengendalian banjir menjadi salah satu pekerjaan yang akan diprioritaskan Fauzi Bowo-Prijanto, sesuai janji saat kampanye Pilkada DKI 2007.


Kini keduanya telah menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun banjir tetap saja menjadi momok yang menakutkan warga Ibukota.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang telah melakukan banyak hal untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Pada awal Desember lalu, Foke — sapaan akrab Fauzi Bowo melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memastikan drainase (saluran air) berfungsi dengan baik, guna mengantisipasi bencana banjir yang diperkirakan melanda Ibukota akhir Desember hingga Januari 2008.

“Kami juga prihatin soal drainase. Cobalah lihat. Hujan cuma sebentar, langsung genangan air sudah tinggi. Berarti permasalahannya di selokan. Banyak warga yang sengaja menutup selokan misalnya untuk mendirikan warung. Kita harus sama-sama berpartisipasi membuat Jakarta ini bersih,” papar Wagub DKI Jakarta Prijanto, kepada INNChannels, di Jakarta, Rabu (2/1).

Prijanto mengatakan, selama ini Pemprov DKI telah mengantisipasi banjir secara maksimal. Dari mulai pembersihan drainase, pompa, normalisasi sungai, alat pengendali banjir, hingga mempersiapkan alternatif tempat pengungsian korban banjir.

Semua perlengkapan pengendali banjir itu sudah tersebar merata di lima wilayah dan dikelola sesuai dinas masing-masing.

Mantan Asisten Teritorial (Aster) KSAD itu juga mengatakan, setiap hari selalu menerima laporan dari Dinas Pekerjaan Umum dan BMG jika akan terjadi kemungkinan banjir. Apabila laporan itu dinilai darurat, Prijanto mengaku langsung mengirim SMS kepada para walikota, yang kemudian meneruskannya ke para camat dan lurah.

Selain itu, Dinas PU juga menurutnya rutin melapor ke posko-posko banjir.

“Tapi kami juga perlu dukungan warga untuk tidak sembarangan membuang sampah. Jangan mempersempit sungai dengan membuat rumah. Juga drainase, jangan sampai selokan dibangun warung. Kita sama-sama berpartisipasi agar Jakarta bersih,” kata pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, itu.

Namun, perilaku masyarakat yang dinilai menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir dibantah Slamet Daroyni, Direktur Eksekutif Walhi Jakarta. Ia menengarai, justru Pemprov DKI yang menjadi penyumbang terbesar bagi terciptanya banjir di Jakarta akibat kebijakan pembangunan yang menyalahi tata ruang dan tata wilayah.

Slamet memaparkan data yang dimilikinya, di mana hanya 10% ruang terbuka hijau yang tersisa di Jakarta. Akibatnya, dalam setahun rata-rata hanya 26% dari 2 miliar meter kubik air yang meresap ke dalam tanah. Sementara sisanya menggelontor ke tempat yang lebih rendah.

“Seharusnya ‘kan mengalir ke laut. Tapi dalam kondisi bulan purnama, air laut pasang ditambah hujan dengan intensitas tinggi, walaupun dalam waktu singkat akan membuat Jakarta banjir. Penyebabnya, karena tangkapan air tidak tersedia,” ujarnya kepada INNChannels, Kamis (3/1), di Jakarta.

Banjir yang terjadi saat ini, lanjut Slamet, menjadi bukti bahwa pasangan Fauzi Bowo-Prijanto tidak menepati janji untuk menempatkan banjir sebagai agenda utama untuk diselesaikan.

Seharusnya, Pemprov DKI belajar dari pengalaman yang terjadi saat terjadi banjir besar di awal 2007. Yakni, dengan menyusun rencana secara sistematis untuk emergency response, recovery, rehabilitasi, hingga rekonstruksi.

Selain itu, berdasarkan investigasi yang dilakukan pihaknya di lima wilayah DKI, Slamet mengaku menemukan belum adanya koordinasi untuk antisipasi maupun penanganan banjir.

Di antaranya, ia tidak menemukan adanya sistem peringatan, alternatif tempat pengungsian, serta akses bagi pengungsi untuk mendapatkan kebutuhan pokok yang harus disediakan pemerintah berupa makanan, minuman, air bersih dan pengobatan.

“Termasuk juga tidak ada jaminan keamanan bahwa harta pengungsi tidak akan dijarah, serta penyediaan sistem komunikasi apabila ada kejadian yang menimpa. Karena korban jiwa bukan hanya karena hanyut atau terkena aliran listrik, tapi juga bisa karena kedinginan akibat keterlambatan bantuan,” papar Slamet.

Sementara Heri Murdianto, Direktur Eksekutif LISJA (Lingkar Studi Jakarta) meminta Foke tidak hanya beretorika dan berteori, tapi harus melaksanakan janji selama kampanye untuk menangani banjir dengan serius.

“Apalagi, penyebab banjir bukan cuma hujan, tapi juga air laut pasang seperti yang terjadi di Pluit,” ujarnya kepada INNChannels.

Menurutnya, LISJA saat ini tengah melakukan survei di 267 kelurahan se-DKI terkait janji kampanye, seperti penanganan banjir. "Hasilnya akan kami sampaikan ke masyarakat saat berakhirnya program kerja 100 hari," kata Heri.

Ahmad Suaedy, Ketua Komisi A (Bidang Pemerintahan) DPRD DKI, sebelumnya menilai bahwa sudah saatnya Gubernur DKI menggunakan dana cadangan daerah untuk kepentingan masyarakat yang bersifat darurat. Politisi asal PPP ini mengatakan, pihaknya akan menyetujui pencairan itu karena kondisi di Jakarta sudah sangat mendesak.

Bagaimanapun, banjir memang merupakan masalah pelik yang membutuhkan penanganan yang komprehensif. Kini warga DKI menunggu pembuktian janji Fauzi Bowo-Prijanto untuk membawa Jakarta sebagai rumah besar yang menyejahterakan warga ibukota.

Mampukah pasangan itu menyelesaikan problematika sosial ini dalam jangka waktu tiga bulan pascapelantikan 7 Oktober 2007 lalu? Warga Jakarta kini menagih janji mereka. [P1]














Kamis, 13 Desember 2007
    Penyempitan badan sungai akibat desakan pertambahan jumlah penduduk, menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang di wilayah Kecamatan Banjaran Kab Bandung. Bupati Bandung Obar Sobarna mengimbau masyarakat untuk mengubah perilaku dalam melakukan pembagunan fisik di sekitar sungai agar banjir bandang tidak terulang kembali. Ketegasan kepala desa dalam penegakan aturan tata ruang di daerahnya juga diharapkan menjadi salah satu upaya pencegahan.
Bupati saat Meninjau bersama Kapolres Bandung AKBP Ahmad Dofiri dan Kasdim 0609 Mayor Inf Syahrinal, mengungkapkan, bahwa badan sungai semakin menyempit. Banyak rumah didirikan langsung berbatasan dengan badan sungai tanpa tanpa bantaran,  Sungai Citalutug yang menjadi penyebab banjir bandang beberapa hari lalu juga mengalami kondisi serupa.
Bupati Bandung cukup prihatin dengan peristiwa banjir bandang yang terjadi hingga tiga kali selama tahun ini di Kec. Banjaran. Perilaku masyarakat yang membangun rumah sembarangan hingga memakan badan sungai adalah salah satu penyebabnya. Namun, ia mengajak untuk tidak saling menyalahkan. Selain kepadatan penduduk di sekitar Banjaran, kritisnya wilayah hulu sungai juga menjadi salah satu penyebabnya.
Sejumlah warga di sekitar Kp. Muara Desa Banjaran Wetan Kec. Banjaran dikumpulkan bupati dalam peninjauan secara mendadak itu. Ia mengajak masyarakat bergotong-royong memperbaiki lingkungan sekitarnya. Masyarakat antusias menyambut ajakan bupati karena merasa tak tahan dengan banjir bandang yang kerap terjadi saat hujan deras. Untuk meringankan beban korban banjir bandang, bupati menyerahkan bantuan 600 sweeper, lisol, serta kaporit.
Diberitakan sebelumnya, 644 rumah di Desa Banjaran Wetan, Banjaran, dan Tarajusari tergenang banjir bandang akibat luapan Sungai Citalutug. Kejadian itu merupakan ulangan peristiwa Maret lalu. Saat itu, Sungai Cisangkuy meluap dan menggenangi ratusan rumah lainnya di Desa Kamasan Kec. Banjaran.
Bupati Bandung juga menjewer sejumlah kepala desa (kades) dalam pertemuan di rumah dinas Camat Banjaran sebelum melakukan peninjauan ke lapangan. Seorang kades yang meminta pendapat Bupati tentang sikap kades dalam memberikan imbauan kepada warga yang membangun di sekitar badan sungai, dijawab Bupati dengan nada tinggi.
Bupati Bandung berkata, Setiap kades termasuk BPD (badan permusyawaratan desa) harus berani menegakkan aturan di wilayahnya tanpa harus bergantung pada dinas atau bupati. Kalau ada rumah yang dibangun terlalu menjorok ke badan sungai, kades harus langsung menegur, tanpa harus menunggu saran dari Bupati.
Salah seorang anggota BPD Banjaran, Fuad Muhammad (44), membenarkan, badan Sungai Cibanjaran maupun Sungai Citalutug yang sering menjadi penyebab banjir bandang telah mengalami penyempitan. Saat ini, lebar badan sungai sekitar dua meter, padahal beberapa tahun silam mencapai lima meter ditambah bantaran yang cukup lebar. Pertumbuhan masyarakat dianggap menjadi salah satu penyebab penyempitan itu seiring dengan perkembangan kota Banjaran
Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Kamis, 13 Desember 2007 




Rabu, 2008 April 16

Lubang Biopori Cara Mudah Atasi Banjir - Kompas 16 Februari 2008

Banjir seolah telah menjadi pemandangan rutin di Jakarta. Setiap kali hujan mengguyur, sejumlah lokasi dan pemukiman penduduk di kota Jakarta sudah bisa diprediksi akan muncul genangan-genangan air.

Hal tersebut tidak lepas dari semakin minimnya daerah resapan air akibat alih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Sebagian besar tanah di Jakarta telah tertutup oleh beton. Tidak ada lagi celah bagi air hujan diserap oleh tanah, sementara sungai yang menjadi satu-satunya tempat pembuangan air juga tidak mampu menampung air hujan.

Makin sempitnya permukaan resapan di wilayah perkotaan perlu ditanggulangi dengan memperluas permukaan peresapan vertikal ke dalam tanah. Salah satunya teknologi lubang resapan biopori (LRB) yang diperkenalkan Kamir R. Brata, Staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor.

Selain mudah dibuat, LRB merupakan teknologi tepat guna yang ongkos pembuatannya murah. Setiap orang mungkin bisa membuatnya. Pada dasarnya, lubang biopori merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang.

Lubang resapan biopori ini menurut Kamir jauh lebih efektif dan efisien daripada membangun sebuah sumur resapan karena diameter lubang yang kecil akan mengurangi beban resapan, sehingga, laju peresapan air dapat dipertahankan. Pembuatannya lubang resapan biopori cukup sederhana, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alatnyapun tergolong sederhana berupa bor hasil modifikasi Kamir R. Brata.

Lubang resapan biopori merupakan lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 centimeter , dengan kedalaman sekitar 100 centimeter atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang tersebut kemudian diisi oleh sampah organik agar terbentuk biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut karena proses pelapukan.

Jumlah lubang resapan biopori juga tidak memakan lahan yang cukup luas menurut Kamir untuk daerah dengan intensitas hujan tinggi dan laju peresapan air sekitar 3 liter/menit maka setiap 100 meter persegi luas tanah, lubang biopori yang dibutuhkan sekitar 28 lubang. Jarak antarlubang perlu diperhatikan, minimal setiap lubang diberi jarak 30 cm. Agar lubang tidak rusak, bagian bibirnya diperkuat dengan semen.

Biaya pembuatan lubang resapan biopori ini juga relatif murah. Bor tanah untuk membuat lubang biopori hanya dibanderol Rp175.000 - Rp200.000. Biaya tersebut bisa berkurang bila 1 bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang. Mau mencoba dengan alat kreasi sendiri? Silakan saja.



KIRIM EMAIL KE TEMAN
Informasikan ke teman-teman Anda mengenai berita di bawah melalui email.
Nama Anda
Alamat Email Anda

Kirim Ke
Nama
Email


kirim copy ke email saya


KOMENTAR PEMBACA
Berikan komentar Anda untuk berita di bawah.
Komentar akan ditampilkan di halaman ini, diharapkan sopan dan bertanggung jawab.
Nama Anda
Email Anda
Komentar
KapanLagi.com berhak menghapus komentar yang tidak layak ditampilkan
KOMENTAR FANS
Anda fans ? Berikan komentar Anda. Komentar akan ditampilkan di halaman biografi , diharapkan sopan dan bertanggung jawab.
Nama Anda
Email Anda
Pesan
KapanLagi.com berhak menghapus komentar yang tidak layak ditampilkan
NEWSLETTER KAPANLAGI.COM

Dapatkan berita terbaru di email Anda setiap hari.

Nama:
Email:

Kategori berita yang diinginkan:

Selebriti
Film
Musik
Televisi
Hollywood
Bollywood
Asian Star
Sinetron
Bola Internasional
Bola Nasional
Seleb-OR
Olahraga Lain-lain
Hukum-Kriminal
Kasus Narkoba
Politik Nasional
Politik Internasional
Ekonomi Nasional
Ekonomi Internasional

Rabu, 30 Januari 2008 23:14

Kota Pasuruan Terendam Banjir Satu Meter


Kapanlagi.com - Banjir kiriman yang sebelumnya menggenangi 17 desa di enam kecamatan di wilayah Kabupaten Pasuruan, Rabu malam, mulai merendam wilayah kota dengan tinggi air sekitar 0,5 meter hingga satu meter.
Masuknya air ke dalam kota itu membuat panik warga karena saat bersamaan lampu listrik padam. Karena itu pula arus lalu lintas di dalam kota itu menjadi kacau dan terputus atau lumpuh total.
Sedikitnya dua kecamatan di kota, yakni Bugul Kidul dan Purworejo kini terendam banjir, sementara di wilayah kabupaten yang terkena banjir meliputi Kecamatan Kraton, Gondang Wetan, Winungan, Grati, Rejoso, Prigen, Bangil dan Beji.
Banjir yang menggenangi kota dan kabupaten itu merupakan kiriman dari Prigen yang masuk ke Sungai Kedung Larangan (Bangil), Purwodadi dan Purwosari yang masuk ke Sungai Kali Weling di perbatasan kota dan kabupaten dan dari Paserpan masuk ke sungai Gembong di dalam kota.
Sungai-sungai itu kini terus meluap karena tidak mampu menampung air kiriman. Selain di bagian barat dan tengah kota, air kiriman itu juga sudah mulai meluap di Sungai Rejoso arah timur Pasuruan.
Sebelumnya 17 desa di enam kecamatan di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jatim, Rabu sore terendam banjir antara 0,5 - 1,5 meter akibat meluapnya sejumlah sungai yang mengalir di kawasan setempat.
Kepala Bakesbang Linmas Kabupaten Pasuruan, Sunarto, menjelaskan, air meluap dan menenggelamkan daerah-daerah di daerah hulu sungai setelah di Pasuruan diguyur hujan.
Sunarto yang kini berada di Desa Bayeman (salah satu desa yang terendam banjir) menyebutkan, desa-desa yang terendam banjir itu berada di Kecamatan Prigen, Pasrepan, Gondangwetan, Winongan, Grati, dan Kraton.
Sedangkan desa yang terendam seperti Desa Gambiran (Prigen) , Desa Kedawung wetan dan Kedawung Kulon (Grati), Desa Minggir (Winongan), Desa Bayeman, Desa Pohgajih, dan Desa Jogorepuh (Gondangwetan), serta Desa Sidogiri, Desa Kebotohan, Desa Arem-arem (Kraton).
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah yang direndam banjir tersebut adalah Sungai Welon, Rejoso dan Kedunglarangan.
Masyarakat di Desa Bayeman dan Minggir yang daerahnya terendam banjir cukup parah, kini meminta bantuan perahu untuk mengungsi.
Dengan meluapnya air sungai-sungai itu maka warga di daerah Bangil, Kraton dan Rejoso kini waspada, karena jika banjir meluas akan dapat menenggelamkan juga daerah tersebut.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan banjir di Pasuruan itu akan berdampak pula terhadap penutupan jalan utama yang menghubungkan Surabaya-Pasuruan-Probolinggo. (*/rsd)





Segera Realisir Kolam Induk SEBUTIR SOLUSI CEGAH BANJIR

Oleh arixs
Senin, 19-January-2009, 15:10:42
93 klik
Sampaikan Kisah ini kepada Temanmu
Versi Cetak

JALAN By Pass Ngurah Rai dibangun tahun 1978. Saat itu, banjir mulai melanda kawasan Denpasar Selatan. Jalan arteri Tohpati-Nusa Dua tersebut mulai memantik terjadinya genangan air di pemukiman warga.
Cerita itu bukan isapan jempol semata. Tokoh masyarakat Sanur Ir. Ida Bagus Gede Udiyana mengakui hal itu. ”Sebelum ada Jalan By Pass Ngurah Rai memang kawasan Sanur khususnya masih bebas terjangan banjir ketika musim hujan tiba,” ujar anggota DPRD Kota Denpasar asal Griya Taman Sanur ini.

Itu dianggap konsekuensi pembangunan fisik. Kebijakan tersebut memang tak bisa dielakkan lantaran kebutuhan industri pariwisata Bali. Namun, menurut Gus Udiyana, desain dan pengerjaan fisik jalan terbukti cenderung mengabaikan saluran atau kanal air buangan menuju laut jika musim hujan. Badan jalan jelas menghalangi aliran air dari kawasan rawa maupun pemukiman yang makin padat di Denpasar Selatan. ”Jangan heran jika terjadi banjir hebat seperti sekarang,” katanya.

Sungai (tukad) yang semula menjadi kanal pembuangan air mmenuju ke laut sekitar Pulau Serangan dicontohkan tak lagi bisa berfungsi maksimal. Ini disebabkan sungai banyak ditumpuki sampah. Kanal pembuangan dari kawasan pemukiman pun makin sempit.

”Jika tinggi volume saat musim hujan otomatis air akan meluap ke permukaan dan menggenangi kawasan pemukiman karena sulitnya aliran pembuangan ke laut,” katanya.

Proyek pembangunan drainase juga di Kota Denpasar pun dibidik sebagai salah satu persoalan serius. Dampak positifnya memang tidak bisa disikapi dengan cara ’menutup mata’. Tetapi, kenyataan tampak saat musim hujan yang mengakibatkan banjir pekan lalu.

”Aliran air bisa datang dari arah berlawanan sehingga terjadi pusaran keras. Akibatnya, penutup pintu gorong-gorong di permukaan badan jalan mengangang dan menjadi salah satu sumber genangan air yang parah,” jelas alumnus Jurusan Arsitektur Fakultas Tehnik Unud ini.

Pemerintah Kota Denpasar khususnya sudah membuat rancangan pembangunan kolam induk (retarding basin) untuk menanggulangi kemungkinan banjir kembali menghantui warganya. ”Namun, rencana ini belum terealisir,” katanya.

Kolam induk ini diharapkan dapat berfungsi menampung sekaligus menjaga normalitas volume air ketika musim hujan. Air yang ditampung pun dapat menjadi sumber air cadangan saat musim kemarau. ”Idealnya dibangun di empat kecamatan yang ada di wilayah Kota Denpasar,” katanya.

Sampah ke Sungai
Kasubdin Pengawasan dan Pengendalian Dinas Lingkungan Hidup Kota Denpasar I Gusti Ngurah Alit Sudibya, S.E. mengatakan, kebiasaan masyarakat menganggap sungai merupakan areal nista mandala yang umum disebut teba (halaman belakang rumah) mesti dibalik.

”Sungai seharusnya menjadi areal yang bersih dan asri sehingga pantas dijadikan halaman depan,” tandasnya.
Kebiasaan menjadikan sungai sebagai teba membuat sungai ini kumuh dan menjadi tempat pembuangan sampah. “Kebiasaan membuang sampah ke sungai mesti ditinggalkan, karena menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir,” tegas Sudibya.

Selama ini masyarakat beranggapan jumlah sampah yang dibuang ke sungai terbilang kecil sehingga akan hanyut. Namun, jika banyak yang melakukannya dipastikan jumlah sampah yang dihanyutkan semakin banyak. Saluran air akan makin sempit dan dangkal sehingga tersumbat sampah sedikit saja, air akan meluap.

Ia menambahkan banjir di Kota Denpasar umumnya terjadi karena saluran air yang tersumbat sampah. “Meskipun sudah dikerahkan tim penggelontoran Dinas Pekerjaan Umum, namun tidak akan membantu jika perilaku masyarakat tidak berubah,” jelasnya.

Kesadaran warga Kota Denpasar membuang sampah sembarangan memang diakui masih mencolok. ”Sampah rumah tangga yang isinya plastik, limbah dapur kerap dibuang ke selokan. Ini kebanyakan dilakukan sementara kaum ibu rumah tangga,” ujar Didik Purwati.

Sikap warga semacam itu dinilai jelas ikut menyumbang menumpuknya sampah di selokan. Memang itu tidak terasa ketika musim kering. Namun, saat musim hujan datang otomatis aliran air sulit bergerak lancar menuju ke hilir. ”Airnya tersumbat sampah sich,” kata ibu rumah tangga yang aktif di asosiasi pengembangan hortikultura ini.

Penyuluhan melalui banjar untuk membangkitkan kesadaran warga amat penting. Warga harus terus-menerus disadarkan agar tak sembarang membuang sampah. ”Perlu ada aturan yang disertai sanksi tegas untuk pelanggarnya,” harap istri

Untuk menyosialisasikan pentingnya sungai yang bersih pihak DKP Kota Denpasar menurunkan Tim Sosialisasi Program Kali Bersih ke banjar-banjar. Tim melibatkan DKP, Dinas Tramtib dan Satpol PP, Dinas PU, Dinas Tata Kota, dan Dinas Kesehatan. Tim akan menyosialisasikan ancaman hukuman bagi para pelanggar peraturan tentang kebersihan dan ketertiban umum.

“Pelanggar dapat dikenakan sanksi tindak pidana ringan (tipiring) dengan ancaman hukuman Rp 5 juta dan denda 3 bulan penjara,” tegas Alit Sudibya. —wah,sam






Tuesday, 19 May 2009 15:41
Intervensi pemerintah yang terlalu besar dalam jaringan kelompok informasi masyarakat (KIM) dapat mendangkalkan ekspresi masyarakat.
Yogyakarta, 19/5 (Roll News) - Intervensi pemerintah yang terlalu besar dalam jaringan kelompok informasi masyarakat (KIM) dapat mendangkalkan ekspresi masyarakat.

"Intevernsi pemerintah dengan berbagai otoritas terhadap KIM dan berbagai jaringan komunikasi sosial di masyarakat daerah juga berpotensi membuat daerah merasa tidak otonom atau terdominasi," kata Ketua Jurusan Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM, Budhy K Zaman di Yogyakarta, Selasa.

Oleh karena itu, kata dia pada forum komunikasi KIM yang diselenggarakan Dinas Perhubungan dan Kominfo DIY, penting untuk mempertimbangkan adanya "local genius" dalam pemecahan masalah.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo DIY, Mulyadi Hadikusumo mengatakan, pemilu merupakan sarana politik untuk mewujudkan suatu lembaga negara yang representatif, akuntabel, dan memiliki legitimasi.

"Menurut pakar politik Frank L Wilson, legitimasi merupakan bentuk keabsahan atas suatu kekuasaan dan bentuk pengakuan atas kekuasaan itu," katanya.

Dalam konteks itu, menurut dia, jika suatu kekuasaan dianggap sah, pemegang kekuasaan memiliki kewenangan untuk menggunakannya, dan secara moral dapat diterima dan harus dipatuhi.

Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan kekuasaan negara, legitimasi pada pemerintah yang berkuasa diberikan melalui mekanisme pemilu.

"Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan suaranya melalui mekanisme pemilu untuk melegitimasi seseorang atau sebuah kekuasaan politik untuk memegang tampuk pemerintahan negara," katanya.

Sehubungan dengan hal itu, KIM sebagai komunitas informasi memiliki peranan penting dan strategis dalam upaya mewujudkan pelancaran arus informasi di pedesaan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu Presiden (Pilpres) 2009.

Dalam hal ini, KIM perlu memainkan perannya agar dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi dan diseminasi informasi yang efektif bagi masyarakat.

Untuk itu, menurut dia, KIM perlu membekali diri dan aktif mengakses informasi melalui berbagai media informasi sehingga kaya akan informasi Pilpres 2009.

"Dengan penguasaan informasi khususnya tentang Pilpres 2009, KIM akan menjadi sumber informasi dan tempat bertanya bagi warga sekitar yang pada gilirannya mampu menyebarluaskan informasi secara gamblang kepada keluarga, tetangga, dan warga sekaligus memberikan kepastian informasi kepada masyarakat," katanya.





Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Untuk Apa?

Posted on May 8th, 2009 arifast 5 comments

KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) UNTUK APA?NGAWI, Masih terlintas di ingatan kita, di era orde baru dulu ada kelompok tani sebagai penyambung lidah untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, ketika itu disebut Kelompencapir. Kelompok tersebut ternyata mampu sebagai jejaring  penyampaian informasi mulai dari Pusat sampai ke pelosok Pedesaan. Semenjak Reformasi bergulir seiring dengan Departemen Penerangan di likuidasi, maka kelompok tersebut hilang, termasuk Program dan Kegiatannya. Dan sekarang muncul kembali Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bestfast.
Provinsi Jawa Timur, tidak mau kehilangan jejak untuk membina kelompok informasi, sehingga mulai tahun 2006, setiap tahun telah diadakan pameran : ”Pekan Informasi Jatim” (lokasi berpindah-pindah : Jember, Mojokerto, Lamongan). Even yang dilaksanakan sudah tiga kali,  selain memamerkan produk bestfast unggulan Kabupaten/Kota, sekaligus menumbuhkan kembali kelompok informasi yang dinamakan : ”Kelompok informasi masyarakat (KIM)” Jawa Timur.
Tahun 2009, Pekan informasi Jatim yang ke IV, direncana digelar di Kota Malang mulai tanggal 30 Mei s/d 3 Juni bertepatan dengan hari jadi Kota Malang. Namun pada Pekan Informasi direncanakan untuk pameran : produk unggulan, teknologi informatika. Juga diadakan Pertunjukan rakyat (Pertura) dengan menampilkan seni tari dari Kab/Kota, serta tingkat Nasional, lomba Cerdik Komunikatif, Blog, dan animasi, yang rencana dalam pembukaan dihadiri Presiden Republik Indonesia (Bapak SBY). Sebab Pekan Informasi Jatim ke IV tersebut akan menjadi Pekan Informasi Nasional (PIN)  I.
Kabupaten/Kota, sebenarnya juga sudah mempunyai Kelompok atau komunitas, mulai kelompok tani andalan yang bestfast, kelompok tani dan nelayan, kelompok tani pinggir hutan, dan lain sebagainya. Pembinaan kelompok tersebut bervariasi sesuai dengan tingkat kemampuan Kabupaten/Kota serta mengakomodasi pada APBD. Sudah barang tentu kelompok tersebut ada yang secara mandiri tidak tergantung oleh Pemerintah Kab/Kota, mereka secara gigih memberdayakan kelompoknya untuk berkarya guna meningkatkan ekonomi agar memperoleh kesejahteraan yang lebih.
Di era sekarang, karena arus Global, tumbuh dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga informasi bisa lebih cepat dan bestfast disampaikan yakni melalui media cetak maupun elektronika (Telpon, TV, Radio, Internet, dsbnya.), sehingga dalam satu hari sudah beribu-ribu informasi yang bisa diperoleh, yang tanpa batas, pada akhirnya membuat bingung. Hal tersebut tentunya sudah biasa untuk masyarakat Perkotaan, akan tetapi bagaimana untuk masyarakat pedesaan? Ini menjadi tugas kita semuanya para pakar TIK. Pertanyaannya : untuk apa KIM? Jawabannya tentu akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kepentingannya.
KIM, untuk saat sekarang sangat diperlukan, sebab dengan KIM bisa interaksi sesama komunitas, saling tukar menukar informasi secara nyata dan fakta, saling berkomunikasi guna meningkatkan budaya silahturahim dan bestfast. Dengan KIM bisa memilih, memilah, mengolah, merumuskan, memutuskan, obyek secara realita. Sekaligus ”berkomunikasi berinteraksi sosial dan bersilahturahim secara nyata”. Apabila masyarakat hanya mengandalkan dan mengagungkan informasi dari dunia maya, maka hal ini sangat membahayakan, pada akhirnya sikap dan sifat invidualistis akan tumbuh subur. Bukankan di Barat Eropa dan Amerika, tembok-tembok penyekat sudah mulai dirobohkan, mereka meninginkan berkomunikasi berinterkasi secara nyata.
Bagaimana KIM di  Indonesia, lebih khusus Jawa Timur, lebih Khusus di Kabupaten Ngawi. KIM memang sangat perlu, namun keberadaan KIM disini tentunya harus bisa(1).Meningkatkan moral yang mulia atau berdasar IMTAQ dan tentunya dalam meningkatkan Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) . (2). Memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan jaminan kepastian hukum. (3). Menyampaikan Informasi dengan keterbukaan serta kebebasan yang dilandasi rasa tanggung jawab. (4). Meningkatkan persatuan dan kesatuan  Bangsa dan diantara kita demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. (5). Meletakan kepentingan umum atau yang lebih besar untuk keutuhan Bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. (6). Melakukan manage terhadap penggunaan TIK untuk memberdayakan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan. (7). Mencerdaskan kehidupan Bangsa melalui media TIK.
Harapannya dengan adanya kelembagaan KIM, yang tersebar disetiap Desa dan Kelurahan  pada Kabupaten/Kota se Indonesia, KIM harus mampu bestfast : (1). Memberikan pencerahan di segala (sektor, sub sektor, dan bidang, sub bidang) Program dan Kegiatan Pemerintah dan Swasta di Pusat dan Daerah. (2). Meningkatkan arus informasi yang terkendali dengan cara memilih memilah mengolah merumuskan sesuai budaya Bangsa. (3). Meningkatkan  komunikasi yang efektif dan efisien, untuk membawa masyarakat yang sadar informasi. Sehingga dalam semua  pelaksanaan kegiatan bisa memberikan rasa aman, nyaman, damai, sejahtera. Menuju ”Masyarakat Indonesia yang berkeadilan sosial mengarah kepada kemakmuran” seutuhnya lahir dan bathin.

5 responses to “Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Untuk Apa?” RSS icon

Klo di kampus aku KIM => Kemah Ilmiah Mahasiswa.
Tapi syukur klo KIM (Kelompok Infoemasi Masyarakat)memang diadakan di Ngawi, agar masyarakat tidak sampai ketinggalan informasi terutama kebijakan pemerintah pusat. Tapi juga perlu adanya pengawasan dari semua elemen terhadap kinerha dan keuangan dari KIM itu sendiri.





Cegah Pendangkalan, Keruk Sungai dan Got 
DUA tahun terakhir ini Denpasar dilanda banjir, padahal sebelumnya tidak pernah, sehingga hal ini sangatlah mencemaskan bagi masyarakat Denpasar. Untuk itu tentu diperlukan suatu usaha baik pihak pemerintah maupun masyarakat Denpasar. Untuk itu sungguh diperlukan satu manajemen drainase yang bagus, jangan sampai terkesan amburadul. Karena sesungguhnya yang memiliki kewajiban untuk menjaga Denpasar lepas dari banjir adalah masyarakat agar perhatian terhadap kebersihan. Semisal yang paling sederhana adalah masyarakat sadar untuk membuang sampah pada tempatnya, jangan sampai membuang sampah di sungai karena akan menimbulkan pendangkalan, penyumbatan yang tentu akan berakibat banjir. Demikian terungkap dalam acara Warung Global yang disiarkan secara langsung oleh Radio Global 96,5 FM, Selasa (3/4) kemarin. Acara ini juga dipancarluaskan oleh Radio Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya.
--------------------------------------
Kabag Humas Kota Denpasar Erwin Suryadharma menyatakan bahwa sebenarnya di Denpasar baru kali ini terjadi banjir. Artinya baru dua tahun ini terjadi banjir dikarenakan adanya limpahan air dari hulu yang terlalu besar yakni di daerah Ubung dan sekitarnya. Sedangkan yang kemarin juga terjadi banjir dikarenakan jebolnya senderan sungai tersebut. Perlu diketahui bahwa program pemerintah sebelum terjadi banjir yaitu bagaimana kita membuat master plan tentang antisipasi banjir. Master plan ini adalah merupakan perintah dari Bapak Wali yang ditujukan kepada Bapeda bagaimana pemerintah nanti mengatasi banjir dengan melihat dan mengkaji sungai-sungai yang ada di Denpasar.
Tujuan dari master plan ini tentu apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat bagaimana caranya mengatasi dan menyalurkan air pada tempat-tempat atau daerah-daerah yang nantinya akan diatur sedemikian rupa. Sehingga, manakala terjadi musim hujan tidak terjadi genangan air. Pembuatan master plan antisipasi banjir ini dengan melibatkan pakar maupun LSM-LSM yang ada. Diharapkan di tahun 2008 selesai dengan mengacu pada topografi Kota Denpasar, potensi sungai-sungai di Kota Denpasar termasuk drainase-drainase yang ada di Kota Denpasar, sehingga nantinya menjadi satu sistem saluran irigasi yang baik.
Sementara persiapan dan kesiapan aparat khusus untuk antisipasi dan mengatasi banjir telah melakukan langkah-langkah. Pertama, tahun lalu telah menganggarkan dana kurang lebih Rp 10 milyar untuk melakukan normalisasi tukad-tukad yang ada di Denpasar yakni Tukad Badung, Tukad Rangda, Tukad Mati dan lainnya. Tujuannya adalah bagaimana mengangkat atau mengeruk sungai tersebut akibat sedimentasi dari pasir maupun lumpur. Tahun 2007 ini kembali melakukan pengerukan sungai yang ada di Tukad Badung dan lainnya melanjutkan yang tahun lalu dengan tujuan untuk melakukan pendalaman. Sehingga, ketika ada limpahan air besar dari hulu atau hujan deras tidak menyebabkan kasus yang kemarin. Kasus banjir terjadi dikarenakan sungai di Denpasar rendah dan ini akibat terlalu banyaknya endapan-endapan karena memang banyak masyarakat yang membuang sampah maupun barang bekas ke sungai.
Pada tahun 2007 ini pun telah disiapkan dana sebesar Rp 5 milyar untuk memperbaiki sungai-sungai juga irigasi tersebut. Juga disiapkan Satlak PP yang setiap saat bisa untuk diterjunkan di lapangan manakala terjadi bencana. Yang terdiri atas unsur kesehatan, RS, PMI, Tim SAR, dan lainnya. Sehingga jika terjadi banjir atau kemampetan juga telah disiapkan petugas-petugas penggelontoran yang memang disiapkan tiap hari untuk melakukan mobile keliling untuk mengangkut sampah pada areal-areal banjir tersebut. Diharapkan juga peran dan respons masyarakat untuk turut serta menjaga kebersihan Kota Denpasar.
Belog di Denpasar menilai bahwa Pemkot Denpasar sudah siap me-manage drainase tetapi ada got-got yang mestinya diperhatikan. Jangan hanya sungai, tetapi got-got juga karena terjadi pengendapan dan sedimentasi. Juga budaya hidup masyarakat yakni dalam membuang sampah. Jadi yang diharapkan adalah peran serta masyarakat, baik masyarakat asli maupun pendatang, bagaimana budaya hidup bersih dan membuang sampah pada tempatnya. Juga mengenai pembuangan limbah harus diperhatikan karena ketika banjir limbahnya juga naik ke jalan.
Adnyana di Pedungan mengingatkan anak-anak sungai yang tanpa nama semisal di Jl. Pulau Adi tidak pernah dikeruk. Kita sebagai masyarakat harus mendukung langkah pemkot. Namun memang menjadi risiko kota yang berkembang, kalau menghilangkan tidak mungkin, juga dalam waktu singkat yakni trotoar agar dibuka tutupnya, apa isinya lalu dibersihkan.
Ngurah Arya di Denpasar mengatakan bahwa kita hanya bisa mencanangkan sehingga tidak bisa terbukti. Seperti dulu ada City Tour yakni naik perahu di Tukad Badung, tetapi tidak terealisasi.
Sudira di Gianyar memberikan solusi agar perda mengenai ketertiban umum dilaksanakan dengan tegas. Sementara Ngurah Halus di Karangasem menjelaskan jika dulu di tahun 60-an sampai 70-an tidak pernah ada banjir karena orang-orang dulu tidak pernah membuang sampah di sungai tetapi di tegalan. Namun seiring perkembangan pembangunan dan jumlah penduduk yang padat membuat lahan tegalan tersebut menjadi hampir tidak ada, sehingga di sungailah akhirnya masyarakat membuang sampah.
Ketut Kari berpendapat bahwa perkotaan yang daerahnya rendah sekali maka drainasenya amburadul, apalagi kalau manajemennya juga amburadul.





 Cegah Muntaber Cukup dengan Lingkungan Sehat + Bubur Tempe, Oralit, Teh Pahit untuk Cegah Muntaber

Ambon
Tue, 28 Jun 2005 15:36:39 -0700

MEDIA INDONESIA
Rabu, 29 Juni 2005
 
 
 
Cegah Muntaber Cukup dengan Lingkungan Sehat
 
 
SETIAP tahun penyakit muntaber agaknya menjadi kejadian tak terelakkan di 
Indonesia. Juni ini wabah muntaber menyerang Kabupaten Tangerang. Puluhan nyawa 
melayang dan ratusan penderita dirawat di puskesmas dan RS. Menko Kesra Alwi 
Shihab pun menyatakan wabah itu sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dan 
Pemerintah Kabupaten Tangerang menetapkan wilayah Pantai Utara Tangerang 
endemik muntaber.
 
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3L) 
Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun, wabah muntaber sangat erat kaitannya 
dengan belum membudayanya gaya hidup sehat dan bersih di masyarakat.
 
''Hal itulah yang menyebabkan kejadian wabah muntaber selalu berulang,'' kata 
Nyoman.
 
Menurut dia, faktor 5F terkait erat dengan munculnya muntaber. Yang dimaksud 
Nyoman dengan 5F yakni feses (tinja manusia mengandung kuman penyebab 
muntaber), finger (jari-jari tangan tidak dicuci bersih saat makan), flies 
(lalat penyebar kuman dari feses ke banyak tempat, fluid (air tercemar kuman), 
dan field (tanah/lingkungan yang tercemar kuman).
 
Buang air besar (BAB) di sungai, lanjut Nyoman, bisa menyebarkan kuman penyebab 
muntaber. Apalagi jika sungai digunakan untuk mencuci bahan serta alat makan, 
dengan mudah kuman masuk ke sistem pencernaan. Saat banjir, air sungai bisa 
mencemari sumur yang tidak memiliki bibir sumur atau dasarnya tidak dilapisi 
semen.
 
''Semua pengetahuan tersebut harus disebarluaskan dan dimengerti masyarakat 
luas, agar mereka sadar bisa melakukan tindakan pencegahan.''
 
Selain kesadaran, lanjutnya, diperlukan juga ketersediaan sarana dan prasarana 
yang mendukung upaya pencegahan tersebut. Misalnya, jamban dan sumur sesuai 
standar kesehatan. Dalam hal ini, menurut Nyoman, Depkes sudah melakukan 
usaha-usaha semaksimal mungkin, sesuai dengan kapasitasnya yakni membuat 
panduan (guidelines) standar hidup bersih dan sehat.
 
Namun untuk penerapan di lapangan, Depkes tidak bisa bekerja sendirian. 
Pasalnya, usaha pencegahan tersebut berkaitan dengan usaha mengubah gaya hidup 
suatu masyarakat. ''Orang bilang, memindahkan gunung itu sulit, namun mengubah 
perilaku hidup orang akan lebih sulit lagi,'' ungkap Nyoman.
 
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan kerja sama lintas sektoral dari seluruh pihak 
dan di seluruh tingkatan, mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, 
kelurahan, hingga RT/RW. ''Dalam hal ini, boleh dikatakan, semua departemen 
harus terlibat sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Jadi harus dimengerti, 
masalah ini tanggung jawab bersama semua pihak. Jangan setiap kali ada orang 
sakit semua menyalahkan Depkes,'' ujar Nyoman.
 
Nyoman mencontohkan perlunya keterlibatan Departemen Pendidikan bisa 
meningkatkan pengetahuan tentang budaya hidup bersih dan sehat melalui sekolah, 
Departemen Agama dengan upaya implementasi hadis 'kebersihan sebagian dari 
iman', Dinas Pekerjaan Umum bisa mengadakan proyek pembangunan jamban dan sumur 
sehat, Departemen Dalam Negeri bisa mengusahakan kegiatan swadaya masyarakat, 
seperti PKK dan posyandu bisa berjalan.
 
''Kami dari Depkes menyiapkan guidelines standar hidup bersih dan sehat, 
membangun proyek percontohan yang dimanfaatkan dan dikembangkan masyarakat,'' 
imbuh Nyoman.
 
Banyak minum
Sementara itu, spesialis gizi dr Ekky M Rahardja mengatakan ada beberapa jenis 
makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita muntaber sehubungan dengan 
kondisi dinding ususnya (epitel) yang mengalami kerusakan. Makanan tersebut, 
antara lain yang bertekstur kasar (keras), berbumbu kuat (misalnya pedas), 
serta berserat tinggi.
 
''Makanan bertekstur kasar harus dihindari karena bisa memperparah kerusakan 
dinding usus penderita muntaber. Sedangkan makanan berbumbu kuat bisa 
merangsang gerak peristaltik usus yang selanjutnya merangsang penderita untuk 
BAB.''
 
Demikian juga makanan berserat tinggi, kata Ekky, bisa merangsang refleks 
defekasi (perasaan ingin BAB). Pemberian cairan sebanyak-banyaknya harus 
dilakukan untuk mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang hilang bersamaan 
dengan keluarnya cairan saat penderita muntaber. Jika masih memungkinkan, 
katanya, cairan diberikan melalui mulut (minuman). ''Minuman apa saja, terutama 
oralit atau larutan gula garam untuk menormalkan keseimbangan elektrolitnya,'' 
ungkap staf pengajar bagian Gizi Medik Fakultas Kedokteran, Universitas 
Tarumanagara, Jakarta.
 
Jika pemberian cairan melalui mulut tidak memungkinkan, lanjut Ekky, cairan 
diberikan melalui infus, biasanya berupa dextrose dan NaCl. Jika kondisi kritis 
sudah terlampaui, barulah pemberian makanan bisa dilakukan secara bertahap 
mulai dari makanan cair, lunak dan lumat. Dosis pemberian disesuaikan dengan 
kebutuhan gizi dan toleransi penderita. (Nik/H-1)
++++
 
 
Bubur Tempe, Oralit, Teh Pahit untuk Cegah Muntaber
 
 
SEBETULNYA mencegah terjadinya muntaber sangatlah mudah. Selain menjaga 
kebersihan diri, biasakan pula cuci tangan dengan sabun sebelum makan. Dan yang 
penting setiap rumah memiliki sarana sanitasi memenuhi persyaratan.
 
Namun adakalanya penanganan muntaber terlambat sehingga banyak anak meninggal 
saat dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan. Nuri Andarwulan, ahli 
gizi dari Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology Center 
(Seafast Center) Institut Pertanian Bogor (IPB) menuturkan ada beberapa nutrisi 
yang bisa menyembuhkan muntaber, di antaranya oralit, teh, ekstrak daun jambu, 
dan bubur tempe.
 
Oralit
 
Oralit bertujuan menyeimbangkan cairan di dalam tubuh. ''Sebab bila tubuh 
kekurangan cairan akibat dari dehidrasi ini, maka sel-sel tubuh secara 
keseluruhan akan rusak. Sel-sel yang rusak tidak hanya di pencernaan, tetapi 
sampai ke jantung, otak, kulit, dan semuanya. Karena itu, bila tidak diatasi 
segera pasien muntaber bisa tidak sadarkan diri dan meninggal dunia.''
 
Menurut Nuri, susu bisa juga dijadikan pengganti cairan. Namun tidak semua 
orang cocok. Sebab, ada sebagian orang yang mengalami lactosa intolerance dan 
ada pula enzim di dalam tubuh yang tidak sanggup memecah lemak tinggi dari 
susu. ''Apabila ada orang alergi susu, maka ketika mengalami diare jelas hal 
itu tidak ada manfaatnya. Akibatnya, diare semakin parah.''
 
Itulah sebabnya, lanjutnya, banyak kejadian para balita justru mengalami diare 
semakin parah ketika diberi susu. Sebab, pada balita, produksi enzim lipase 
yang berfungsi memecah lemak tinggi di dalam susu belum mencukupi. Karena itu 
diarenya makin parah apabila anak diberi susu full cream.
 
Teh pahit dan ekstrak daun jambu
 
Lebih lanjut, Nuri mengatakan untuk memampatkan tinja bisa dengan minum teh 
pahit atau ekstrak daun jambu. ''Ini pengalaman nenek moyang yang sudah 
dibuktikan secara empiris maupun klinis. Sebab teh dan ekstrak daun jambu 
mengandung tanin.''
 
Di dalam tanin, jelas Nuri, terdapat kandungan antibakteri dan antitoksin. Oleh 
sebab itu, orang yang telah mengetahui ada gejala diare, biasanya langsung 
minum teh pahit. Ini mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.''
 
Sedangkan pembuatan ekstrak daun jambu juga cukup mudah, yakni cuci daun jambu 
biji yang masih muda kemudian direbus dan minum hangat-hangat.
 
Bubur tempe
 
Pada pascadiare, pasien memerlukan nutrisi yang cukup agar tubuh kembali sehat 
dan bugar. Nutrisi terbaik untuk memulihkan kesehatan pasien muntaber dengan 
pemberian bubur tempe. ''Memang orang yang baru sembuh dari sakit diare tidak 
bisa diberi makanan kasar, karena dinding usus masih dalam tahap pemulihan. 
Maka makanan yang lembut sangat bermanfaat untuk memulihkan kondisi tubuh.''
 
Tempe berdasarkan hasil penelitian Puslitbang Gizi dan Pangan IPB, kata Nuri, 
sangat berfaedah bagi penderita muntaber yang membutuhkan nutrisi mudah 
diserap. Caranya, tempe diolah menjadi bubur, seperti halnya bubur bayi. 
''Bubur tempe ini sebetulnya telah diproduksi oleh Puslitbang Gizi dan Pangan 
IPB namun belum begitu memasyarakat.''
 
Mengapa tempe? Menurut Nuri, tempe merupakan produk fermentasi kedelai yang 
disebut kapang. Mayoritas kapang ini merupakan golongan rhisopus oligosphorus.
 
''Kapang berfungsi memecah protein, karbohidrat, dan lemak di dalam kedelai 
menjadi senyawa yang lebih sederhana dan menghasilkan protein lebih tinggi.''
 
Selain itu, lanjut Nuri, kedelai juga menghasilkan vitamin B12 dan mineral 
tinggi sehingga mudah diserap usus. Dan tempe telah terbukti mampu mereduksi 
bakteri jahat di dalam diare. ''Jadi, tempe telah mengandung gizi lengkap, 
yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.''
 
Nuri mengatakan Puslitbang Gizi dan Pangan IPB sebetulnya telah memproduksi 
bubur instan tempe. Namun masyarakat bisa membuatnya sendiri dengan cara 
mengukus tempe kemudian diulek sampai lembut. Untuk membuat bubur sama dengan 
membuat bubur nasi. Tempe dicampur dengan air atau air kaldu dan diberi garam 
secukupnya agar rasa bubur tempe enak. (Nda/H-1)




Banjir Pasuruan Telan Korban Jiwa

Kamis, 31 Januari 2008 | 13:03 WIB
TEMPO Interaktif, Pasuruan:Banjir bandang yang menerjang Kota dan Kabupaten Pasuruan, Rabu (30/1) malam, menyebabkan satu warga tewas, ribuan rumah terendam air, sejumlah bangunan rumah, perkantoran, dan sekolah rusak.

Korban meninggal bernama Slamet, warga Tamanan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan. "Dia meninggal karena tersengat aliran listrik," kata Gufron, seorang warga Tamanan kepada Tempo, Kamis (31/1).

Banjir melanda delapan kecamatan di Kabupaten Pasuruan dan tiga kecamatan di Kota Pasuruan. Kedelapan kecamatan di Kabupaten Pasuruan tersebut adalah Purwosari, Wonorejo, Kejayan, Rejoso Gondangwetan, Grati, Kraton, Bangil, dan Pasrepan. Sedangkan tiga kecamatan di Kota Pasuruan adalah Bugul Kidul, Purworejo, dan Gading.

Banjir di Kabupaten Pasuruan terjadi akibat meluapnya Kali Welang dan Rejoso. Adapun banjir yang terjadi di Kota Pasuruan akibat meluapnya Kali Gembong. "Hujan turun dengan deras dua hari berturut-turut. Sungai tak mampu menampung air dari arah Pegunungan Arjuno yang berada di selatan Kota Pasuruan," kata Wakil Bupati Pasuruan, Muzammil Syafi'i.

Kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Bugul Kidul. Daerah pemukiman penduduk yang berada di daerah aliran sungai Gembong terendam air hingga dua meter. Bahkan di beberapa daerah yang lokasinya lebih rendah dari jalanan, air merendam hingga ketinggan tiga meter.

Air mulai menggenangi rumah-rumah penduduk di wilayah Kabupaten Pasuruan bagian selatan, seperti Purwosari, Wonorejo, Kejayan dan sekitar jam 18.00. Air kemudian masuk ke Kota Pasuruan jam 20.00 WIB. Untuk menghindari adanya korban, PLN mematikan arus listrik di wilayah Kota Pasuruan mulai jam 19.30. Aliran listrik mulai dihidupkan kembali di sejumlah wilayah di Kota Pasuruan pada pukul 10.30. Saat ini, di semua lokasi yang terendam banjir, air sudah surut.

Pemkot dan Pemkab Pasuruan belum bisa memperkirakan jumlah kerugian akibat peristiwa ini. "Kami masih mendata," kata Wakil Bupati, Muzammil Syafi'i.

























6 komentar:

  1. Kabar baik Allah yang Maha Kuasa telah begitu setia kepada saya dan seluruh keluarga saya untuk menggunakan perusahaan pinjaman ibu Emily untuk mengubah situasi keuangan hidup saya untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih stabil sehingga sekarang saya memiliki bisnis sendiri di kotaNama saya Nur Khomariyah dari kota Sidoarjo, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu. Emily karena membantu saya dengan pinjaman yang baik setelah saya menderita di tangan pemberi pinjaman palsu yang menipu saya karena uang saya tanpa menawarkan saya pinjaman, saya memerlukan pinjaman selama 2 tahun terakhir untuk memulai bisnis saya sendiri di kota Sidoarjo tempat saya tinggal dan saya jatuh ke tangan perusahaan palsu di India yang telah menipu saya dan tidak menawarkan pinjaman kepada saya dan saya sangat frustrasi karena saya kehilangan semua uang saya ke perusahaan palsu di India, karena saya berutang kepada bank dan teman-teman saya dan saya tidak punya orang untuk dituju, sampai suatu hari teman setia saya menelepon Slamet Raharjo setelah membaca kesaksiannya tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari ibu perusahaan pinjaman Emily, jadi saya harus menghubungi Slamet Raharjo dan dia mengatakan kepada saya dan meyakinkan saya untuk menghubungi ibu emily bahwa dia adalah ibu yang baik dan saya harus memanggil keberanian dan saya menghubungi ibu emily perusahaan dan secara mengejutkan, pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 2 jam pinjaman saya dipindahkan ke akun saya dan saya sangat terkejut bahwa ini adalah keajaiban dan saya harus bersaksi tentang ibu pekerjaan yang baik Emilyjadi saya akan menyarankan semua orang yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi ibu perusahaan pinjaman Emily melalui email: emilygregloancompany@gmail.com. atau whatsapp +1 (669) 4002627 dan saya meyakinkan Anda bahwa Anda akan bersaksi seperti yang telah saya lakukan dan Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut tentang Mother Emily melalui saya email: nurkhomariyah1989@gmail.com dan Anda masih dapat menghubungi teman saya Nur Syarah yang memperkenalkan saya kepada Ms. Margaret melalui email: slametraharjo211989@gmail.comsemoga Tuhan terus memberkati dan mendukung ibu Emily yang telah mengubah kehidupan finansial saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

      Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

      Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

      Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

      Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

      Hapus
  2. Perhatian

    Sir / Madam.Mega Tawaran Pinjaman !!!

    Kami menawarkan pinjaman dari jumlah minimum 50.000,00 hingga 20 juta Euro, Dolar & Pound-sterling di REBECCA WILLIAMS LOAN FIRM. Apakah Anda mencari pinjaman untuk semua jenis tujuan, Pinjaman Bisnis, Kredit Pribadi, Hipotek, Kredit Mobil, Pinjaman Konsolidasi Utang, Pinjaman Tanpa Jaminan, Modal risiko, dll.
    Anda berada di tempat yang tepat Solusi pinjaman Anda! Saya adalah pemberi pinjaman pribadi yang meminjamkan Perorangan dan Bisnis dengan tingkat bunga rendah dan tingkat bunga terjangkau 5%.

    * Jika Anda sangat serius seperti saya, kami akan menyelesaikan transaksi ini dengan 7 hari kerja Perbankan sejak tanggal mulai. Kami memiliki Cabang dan Lembaga Kliring di beberapa negara seperti: Cabang Turki, Cabang Inggris, Cabang Amerika Serikat, Cabang Jepang, Cabang Indonesia dan Afrika Selatan dan lainnya,

    CATATAN: Minimum 1 tahun dan maksimum 20 tahun tergantung pada jumlah pinjaman yang Anda butuhkan. Pelanggan harus berusia di atas 35 tahun. Transaksi pinjaman ini adalah
    Jaminan 100% untuk pelanggan serius.
    Email Kontak: rebeccawilliamsloanfirm@gmail.com
    Terima kasih.

    BalasHapus
  3. PROGRAM PINJAMAN MUDAH
    Selama masa ekonomi yang tidak pasti ini, banyak orang mendapati diri mereka dihadapkan pada situasi di mana mereka dapat menggunakan bantuan keuangan. Apakah itu untuk keadaan darurat, perbaikan rumah, konsolidasi utang atau bahkan liburan keluarga - pinjaman pribadi berbunga rendah adalah cara yang aman dan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keuangan Anda. Di Alta Finance LLC, kami berspesialisasi dalam program pendanaan Pinjaman yang andal dan efisien. Hubungi kami hari ini menggunakan email perusahaan kami: altafinancellcfunding@gmail.com atau melalui teks +1 702 805-0119

    BalasHapus
  4. Halo, semuanya, tolong, saya segera ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan . Setelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu jumlah $ 5.500 USD, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari pemberi pinjaman online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk beralih ke teman saya untuk meminta nasihat tentang cara mendapatkan pinjaman secara online, kami membahas masalah ini dan kesimpulan kami menceritakan tentang seorang wanita bernama Ny. Rebecca Williams yang merupakan Pendiri / CEO dari Rebecca Williams Loan Firm. Saya mengajukan jumlah pinjaman ($ 35.000) dengan suku bunga rendah, mudah disetujui tanpa stres dan persiapan dilakukan untuk mentransfer dana pinjaman saya ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari dua (2) hari dan pinjaman itu dimasukkan ke dalam rekening bank saya. Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah $ 35.000. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memerintahkan pemberi pinjaman saya yang sebenarnya kepada saya yang mampu mengabulkan keinginan hati saya. Terima kasih banyak kepada Mrs. Rebecca Williams untuk menjadikan hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. Rebecca Williams dengan ramah melalui email rebeccawilliamsloanfirm@gmail.com untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda. Jadi terima kasih banyak karena Anda telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa Tuhan akan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Nama saya Susanti, Anda dapat menghubungi saya untuk arahan lebih lanjut melalui email saya: susantiutamij@gmail.com. Terima kasih

    BalasHapus
  5. Salam semuanya, Nama saya Gary Hoffman dan saya di sini untuk membagikan kesaksian tentang bagaimana saya mendapat pinjaman kedua dari ALTA FINANCE LLC. Saya mendapat pinjaman sebesar IDR 730 juta setelah saya menyelesaikan langkah-langkah mudah dan memberikan persyaratan untuk jumlah yang ingin saya pinjam. Saran saya kepada mereka yang mencari pinjaman atau segala bentuk pendanaan di situs ini harus sangat berhati-hati karena ada banyak pemberi pinjaman pinjaman palsu, ALTA FINANCE LLC adalah salah satu pemberi pinjaman pinjaman online terbaik untuk pinjaman 100% Anda dapat menghubungi mereka melalui email perusahaan altafinancellcfunding@gmail.com
    Anda juga dapat menghubungi email pribadi saya garyhoffmanpm@gmail.com

    Terima kasih.

    BalasHapus