Hukuman Yang Efektif
Dalam mendidik, seringkali
kita menjumpai perilaku anak yang seharusnya tidak dilakukan atau perkataan
yang tidak pantas diucapkan. Bila cara halus seperti menegur, menasehati, tidak
berhasil mengubah perilaku anak yang salah, maka orangtua biasanya mengambil
tindakan hukuman. Hukuman yang diberikan bervariasi mulai dari melarang anak
sambil membelalakkan mata, mengurangi uang jajan sampai dengan mencubit atau
memukul anak. Melalui hukuman, orangtua berharap anak akan jera mengerjakan perilaku
yang buruk. Dan kemudian berperilaku sebagaimana yang diharapkan orangtua atau
yang seharusnya anak lakukan demi kepentingan anak itu sendiri.
Pengertian Hukuman
Hukuman adalah sanksi fisik maupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan anak. Hukuman mengajarkan kepada anak tentang apa yang tidak boleh dilakukan, bukan apa yang harus dilakukan di masa berikutnya.
Fungsi Hukuman
- Membatasi perilaku. Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan. Bila seorang anak pernah dihukum untuk satu kesalahan, maka ia akan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
- Bersifat mendidik. Sebelum anak mampu memahami adanya aturan, ia bisa belajar tentang salah dan benar melalui hukuman yang diberikan ketika melakukan kesalahan.
- Memperkuat motivasi anak untuk menhindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan
Prinsip-Prinsip Menghukum
Agar hukuman yang diberikan efektif, ada
beberapa prinsip yang perlu kita pegang, diantaranya adalah : - Berhemat dalam memberikan hukuman. Jika kita menggunakan hukuman terlalu sering, maka anak akan terbiasa dengan hukuman tersebut. Akibatnya hukuman tidak efektif lagi.
- Pemberian hukuman juga
disertai dengan pemberian hadiah. Bila kita telah menetapkan untuk
memberikan hukuman kepada anak, maka kita juga harus menyiapkan hadiah
untuk tingkah laku yang diharapkan. Memberikan hukuman saja tidak secara
otomatis mengajarkan anak untuk berperilaku yang baik. Misalnya kita
menghukum anak disebabkan anak menyeberangi jalan secara gegabah. Untuk
memotivasi anak melakukan tingkah laku yang diharapkan, kita perlu
mengakarkan anak bagaimana menyeberangi jalan yang aman. Anak perlu
melihat kanan-kiri, diam sejenak, baru kemudian menyeberang. Berilah anak
hadiah atau pujian ketika anak bisa menyeberang jalan secara hati-hati.
- Jangan menunda-nunda
hukuman. Hukumlah anak segera setelah berperilaku yang salah, karena
tingkah laku dapat terbentuk melalui konsekuensi positif dan negatif yang
diperoleh. Penundaan hanya akan mengurangi efektivitas hukuman, karena
anak mungkin sudah lupa dan tidak mengaitkannya lagi dengan tingkah laku
yang salah yang telah diperbuatnya.
- Disertai dengan alasan dan
akibat yang diperoleh. Anak perlu penjelasan tentang tingkah laku yang
dibolehkan dan yang tidak diperkenankan. Jelaskan pula akibat yang akan
anak peroleh bila mengabaikan aturan itu.
- Konsisten dan tidak membuat ancaman-ancaman palsu.
- Tidak mempermalukan anak di muka umum.
- Bila menggunakan hukuman
fisik, maka harus terarah dan terkendali. Janganlah menerapkan hukuman
fisik kepada anak di saat kita sedang marah atau dalam keadaan emosi.
Tindakan menghukum harus bertujuan, terarah, jelas dan terkendali.
Hindarilah penggunaan alat-alat untuk mengukum anak, seperti kayu, ikat
pinggang dan yang semacamnya.
( ADI, 25 AGUSTUS 2017 )
0 komentar:
Posting Komentar