Ringkasan Silsilah dari Rasulullah sampai Walisongo
RASULULLAH MUHAMMAD SAW
|
IMAM ‘ALI AL-MURTADHA BIN ABU THALIB
|
IMAM HUSEIN AS-SAYYID BIN IMAM ‘ALI AL-MURTADHA BIN ABU THALIB
|
IMAM ‘ALI ZAINAL ABIDIN bin IMAM HUSEIN AS-SAYYID
|
IMAM MUHAMMAD AL BAQIR bin IMAM ‘ALI ZAINAL ABIDIN
|
IMAM JA’FAR ASH-SHADIQ bin IMAM MUHAMMAD AL BAQIR
|
‘ALI AR-URAIDHI bin IMAM JA’FAR ASH-SHADIQ (Leluhur Jamaludin Husein Al-Akbar)
|
JAMALUDIN HUSEIN AL-AKBAR (LELUHUR WALI SONGO)
|
WALISONGO
|
IMAM ‘ALI AL-MURTADHA BIN ABU THALIB
|
IMAM HUSEIN AS-SAYYID BIN IMAM ‘ALI AL-MURTADHA BIN ABU THALIB
|
IMAM ‘ALI ZAINAL ABIDIN bin IMAM HUSEIN AS-SAYYID
|
IMAM MUHAMMAD AL BAQIR bin IMAM ‘ALI ZAINAL ABIDIN
|
IMAM JA’FAR ASH-SHADIQ bin IMAM MUHAMMAD AL BAQIR
|
‘ALI AR-URAIDHI bin IMAM JA’FAR ASH-SHADIQ (Leluhur Jamaludin Husein Al-Akbar)
|
JAMALUDIN HUSEIN AL-AKBAR (LELUHUR WALI SONGO)
|
WALISONGO
1. Syekh Maulana Malik Ibrahim
Jauh sebelum Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau
Jawa, sebenarnya sudah ada masyarakat Islam di daerah-daerah pantai utara.
Termasuk di desa Leran. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya makam seorang
wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 475 Hijriyyah
atau pada tahun 1082 M.
Jadi, sebelum jaman Walisongo, Islam sudah ada di
Pulau Jawa yaitu daerah Jepara dan Leren. Tetapi Islam pada masa itu belum
berkembang secara besar-besaran.
Maulana Malik Ibrahim yang lebih dikenal penduduk
setempat sebagai Kakek Bantal itu diperkirakan datang ke Gresik pada tahun 1404
M, beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419.
Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur
adalah Majapahit. Raja dan rakyatnya kebanyakan masih beragama Hindu atau
Budha. Sebagian rakyat Gresik sudah ada yang beragama Islam tapi masih banyak
yang beragama Hindu. Atau bahkan tidak beragama sama sekali.
Dalam berdakwah Kakek Bantal menggunakan cara yang
bijaksana dan strategi yang tepat berdasarkan ajaran Al Qur’an yaitu:
“Hendaknya engkau ajak ke jalan Tuhanmu dengan himah (kebijaksanaan) dan dengan
petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran)
dengan cara yang sebaik-baiknya (QS An Nahl: 125)
Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki
dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi
orang-orang Hindu di Pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negeri India yang
kebanyakan penduduknya beragama Hindu.
Di Jawa, Kakek Bantal bukan hanya berhadapan dengan
masyarakat Hindu, melainkan juga harus bersabar terhadap mereka yang tak
beragama maupun mereka yang terlanjur mengikuti aliran sesat, juga meluruskan
iman dari orang-orang Islam yang bercampur dengan kegiatan musyrik. Caranya:
beliau tidak langsung menentang kepercayaan mereka yang salah itu melainkan
mendekati mereka dengan penuh hikmah, beliau tunjukkan keindahan dan ketinggian
akhlak Islami sebagaimana ajaran Nabi Muhammad saw.
Dari huruf-huruf Arab yang terdapat di batu nisannya
dapat diketahui bahwa Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah si Kakek Bantal,
penolong fakir miskin, yang dihormati para pangeran dan para sultan ahli tata
negara yang ulung. Hal itu menunjukkan betapa hebat perjuangan beliau terhadap
masyarakat, bukan hanya pada kalangan atas melainkan juga pada golongan rakyat
bawah yaitu kaum fakir miskin.
Keterangan yang tertulis di makamnya ialah sebagai
berikut: “Inilah makam Almarhum Almaghfur yang berharap rahmat Tuhan kebanggaan
para Pangeran, sendi para Sultan dan para Menteri, penolong para fakir miskin,
yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya symbol negara dan agama, Malik
Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNYA
dan keridhaanNYA, dan dimasukkan ke dalam surga. Telah wafat pada hari Senin 12
Rabiul Awwal tahun 822 H”
Menurut literatur yang ada, beliau juga ahli pertanian
dan ahli pengobatan. Sejak beliau berada di Gresik hasil pertanian rakyat
Gresik meningkat tajam. Dan orang-orang sakit banyak yang disembuhkannya dengan
daun-daunan tertentu.
Sifatnya lemah lembut, welas asih dan ramah tamah
kepada semua orang, baik sesama muslim atau dengan non muslim membuatnya
terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati. Kepribadiannya
yang baik itulah yang menarik hati penduduk setempat sehingga mereka
berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka rela dan menjadi pengikut
beliau yang setia.
Sebagai misal, bila beliau menghadapi rakyat jelata
yang pengetahuannya masih awam sekali, beliau tidak menerangkan Islam secara
“njlimet”. Kaum bawah tersebut dibimbing untuk bisa mengolah tanah agar sawah
dan ladang mereka dapat dipanen lebih banyak lagi. Sesudah itu mereka
dianjurkan bersyukur kepada Yang Memberikan Rezeki, yaitu Allah swt.
Di kalangan rakyat jelata Syekh Maulana Malik Ibrahim
sangat terkenal, terutama dari kalangan kasta rendah. Sebagaimana diketahui
agama Hindu membagi masyarakat menjadi empat kasta; Kasta Brahmana, Ksatria,
Waisya, dan Sudra. Dari keempat kasta tersebut kasta Sudra adalah yang paling
rendah dan sering ditindas oleh kasta-kasta yang jauh lebih tinggi. Maka ketika
Syekh Maulana Malik Ibrahim menerangkan kedudukan seseorang di dalam Islam,
orang-orang Sudra dan Waisya banyak yang tertarik. Syekh Maulana Malik Ibrahim
menjelaskan bahwa dalam agama Islam semua manusia sama sederajat. Orang Sudra
boleh saja bergaul dengan kalangan yang lebih atas, tidak dibeda-bedakan. Di
hadapan Allah semua manusia adalah sama, yang paling mulia di antara mereka
hanyalah yang paling takwa kepadaNYA.
Takwa itu letaknya di hati, hati yang mengendalikan
segala gerak kehidupan manusia untuk berusaha sekuat-kuatnya mengerjakan segala
perintah Allah dan menjauhi segala laranganNYA.
Dengan takwa itulah manusia akan hidup berbahagia di
dunia hingga di akhirat kelak. Orang bertakwa sekalipun dia dari kasta Sudra
bisa lebih mulia daripada mereka yang berkasta Ksatria dan Brahmana.
Mendengar keterangan ini, mereka yang berasal dari
kasta Sudra dan Waisya merasa lega, mereka merasa dibela dan dikembalikan
haknya sebagai manusia utuh sehingga wajarlah bila mereka berbondong-bondong
masuk agama Islam dengan suka cita.
Setelah pengikutnya semakin banyak, beliau kemudian
mendirikan masjid untuk beribadah bersama-sama dan mengaji. Dalam membangun masjid
ini beliau mendapat bantuan yang tidak sedikit dari Raja Carmain.
Dan untuk mempersiapkan kader ummat yang nantinya
dapat meneruskan perjuangan menyebarkan Islam ke seluruh Tanah Jawa dan seluruh
Nusantara maka beliau kemudian mendirikan pesantren yang merupakan perguruan
Islam, tempat mendidik dan menggembleng para santri sebagai calon mubaligh.
Pendirian Pesantren yang pertama kali di Nusantara itu
diilhami oleh kebiasaan masyarakat Hindu yaitu para Bikhu dan Pendeta Brahmana
yang mendidik cantrik dan calon pemimpin agama di mandala-mandala mereka.
Inilah salah satu strategi para Wali yang cukup jitu;
orang Budha dan Hindu yang mendirikan mandala-mandala untuk mendidik kader
tidak dimusuhi secara frontal, melainkan beliau-beliau itu mendirikan bentuk
Pesantren yang mirip mandala-mandala milik kelompok Hindu dan Budha tersebut
untuk menjaring ummat. Dan ternyata hasilnya sungguh memuaskan, dari pesantren
Gresik kemudian muncul para mubaligh yang menyebar ke seluruh Nusantara.
Tradisi Pesantren tersebut berlangsung hingga di jaman
sekarang, dimana para ulama menggodok calon mubaligh di pesantren yang
diasuhnya.
Bila orang bertanya sesuatu masalah agama kepada
beliau maka beliau tidak menjawab dengan berbelit-belit melainkan dijawabnya
dengan mudah dan gamblang sesuai dengan pesan Nabi yang menganjurkan agama
disiarkan dengan mudah, tidak dipersulit, ummat harus dibuat gembira, tidak
ditakut-takuti.
Seperti tersebut dalam buku History of Java karangan
Sir Stamford Raffles; pada suatu hari Syekh Maulana Malik Ibrahim
ditanya;”Apakah yang dinamakan Allah itu?”
Beliau tidak menjawab bahwa Allah itu adalah Tuhan
yang memberi pahala sorga bagi hambaNYA yang berbakti dan menyiksa
sepedih-pedihnya bagi hamba yang membangkang kepadaNYA.
Jawabannya cukup singkat dan jelas, yaitu,”Allah
adalah Zat yang diperlukan adaNYA”.
Dua tahun sudah Syekh Maulana Malik Ibrahim berdakwah
di Gresik, beliau tidak hanya membimbing ummat untuk mengenal dan mendalami
agama Islam, melainkan juga memberi pengarahan agar tingkat kehidupan
masyarakat Gresik menjadi lebih baik. Beliau pula yang mempunyai gagasan
mengalirkan air dari gunung untuk mengairi lahan pertanian penduduk. Dengan
adanya sistem pengairan yang baik ini lahan pertanian menjadi subur dan hasil
panen bertambah banyak, para petani menjadi makmur dan mereka dapat mengerjakan
ibadah dengan tenang.
Andaikata Syekh Maulana Malik Ibrahim tidak ikut
membenahi dan meningkatkan taraf hidup rakyat Gresik tentulah mereka sukar
diajak beribadah dengan baik dan tenang. Sebagaimana sabda nabi bahwa kefakiran
menjurus pada kekafiran. Bagaimana mungkin bisa beribadah dengan tenang jika
sehari-hari disibukkan dengan urusan sesuap nasi. Inilah resep yang harus
ditiru.
Tamu dari Negeri Cermain
Ada ganjalan di hati Syekh Maulana Malik Ibrahim. Dia telah berhasil mengislamkan sebagian besar rakyat Gresik. Gresik adalah bagian dari wilayah Majapahit. Kalau seluruh rakyat sudah memeluk Islam sementara Raja Brawijaya penguasa Majapahit masih beragama Hindu apakah di belakang hari tidak timbul ketegangan antara rakyat dengan rajanya.
Ada ganjalan di hati Syekh Maulana Malik Ibrahim. Dia telah berhasil mengislamkan sebagian besar rakyat Gresik. Gresik adalah bagian dari wilayah Majapahit. Kalau seluruh rakyat sudah memeluk Islam sementara Raja Brawijaya penguasa Majapahit masih beragama Hindu apakah di belakang hari tidak timbul ketegangan antara rakyat dengan rajanya.
Untuk menghindari hal itu muka Syekh Maulana Malik
Ibrahim mempunyai rencana mengajak Raja Brawijaya untuk masuk agama Islam.
Hal itu diutarakan kepada sahabatnya yaitu Raja
Cermain. Ternyata Raja Cermain juga mempunyai maksud serupa. Sudah lama Raja
Cermain ingin mengajak Prabu Brawijaya masuk agama Islam. Pada tahun 1321
Masehi Raja Cermain datang ke Gresik disertai putrinya yang cantik rupawan.
Putri Raja Cermain itu bernama Dewi Sari, tujuannya dalam misi tersebut adalah
untuk memberikan bimbingan kepada para putri istana Majapahit mengenal agama
Islam.
Bersama Syekh Maulana Malik Ibrahim rombongan dari
negeri Cermain itu menghadap Prabu Brawijaya. Usaha mereka ternyata gagal.
Prabu Brawijaya bersikeras mempertahankan agama lama dengan ucapan yang
diplomatis. Bahwa dia bersedia masuk Islam bila Dewi Sari bersedia
dipersuntingnya sebagai istri. Dewi Sari menolak. Tidak ada gunanya masuk Islam
bila ditunggangi dengan kepentingan duniawi. Beragama seperti itu hanya akan merusak
keagungan agama Islam.
Rombongan dari negeri Cermain lalu kembali ke Gresik.
Mereka beristirahat di Leran sembari menunggu selesainya perbaikan kapal untuk
berlayar pulang.
Sungguh sayang sekali, selama beristirahat di Leran
itu banyak anggota rombongan dari negeri Cermain yang diserang wabah penyakit.
Banyak di antara mereka yang tewas, termasuk Dewi Sari.
Kabar kematian Dewi Sari terdengar ke telinga Prabu
Brawijaya. Raja yang memang tertarik dan merasa jatuh cinta kepada Dewi Sari
itu kemudian menyempatkan diri beserta ponggawa kerajaan ke Desa Leran.
Brawijaya sang Raja Majapahit itu memerintahkan kepada para ponggawa kerajaan
untuk menggali kubur dan memakamkan Dewi Sari dengan upacara kebesaran. Di desa
Leran itulah Dewi Sari dikuburkan.
Setelah rombongan dari negeri Cermain meninggalkan
pantai Leran maka Prabu Brawijaya menyerahkan seluruh daerah Gresik kepada
Syekh Maulana Malik Ibrahim untuk diperintah sendiri di bawah kedaulatan
Majapahit.
Penyerahan daerah itu adalah siasat dari sang Raja agar
rakyat Gresik yang beragama Islam itu tidak berontak kepada rajanya yang masih
beragama Hindu.
Amanat raja Majapahit itu diterima Syekh Maulana Malik
Ibrahim dengan suka rela. Sesuai dengan ajaran Islam yang menganjurkan
perdamaian walaupun dengan kafir zimmi yaitu orang-orang yang bukan muslim yang
mau hidup berdampingan dengan aman dalam satu negara.
Demikianlah sekilas tentang Syekh Maulana Malik
Ibrahim, seorang Wali yang dianggap sebagai ayah dari Walisongo. Beliau wafat
di Gresik pada tahun 882 H atau 1419 M.
....BERSAMBUNG .....................................
( ADI, 2 SEPT 2017 )
0 komentar:
Posting Komentar